Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Media Jepang
Dinilai Mengganggu Kenyamanan Publik di Kereta, Tiktoker Asal AS Tuai Respon Negatif
JAPANESE STATION   | Oktober 28, 2024
13   0    0    0
Berita Jepang | Japanesestation.com
Budaya kereta api di Jepang yang terkenal efisien dan penuh rasa hormat terkadang menghadapi tantangan karena tingkah laku turis asing di media sosial. Baru-baru ini, tiktoker asal Amerika Serikat mendapat respon negatif setelah merekam video yang mengganggu kenyamanan publik di dalam kereta.
Video pembuat konten tersebut menunjukan seorang pria yang tiba-tiba terjatuh di dalam kereta yang sedang melaju di Prefektur Yamanashi. Seorang penumpang yang mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri tampak kebingungan. Pria itu kemudian berdiri sendiri dan mulai menari untuk memamerkan kepada penumpang lain di dekatnya.
Video yang diyakini dibuat oleh tiktoker bernama Shafar Delgado tersebut mendapat kecaman dari warganet Jepang. Salah satu pengguna X menyebarkan ulang konten tersebut dan mengkritiknya karena dianggap sebagai tarian yang mengganggu. "Kereta api adalah kendaraan orang, bukan kebun binatang, dan kita perlu mengajari mereka tentang hal itu," tulisnya.
Shafar Delgado merupakan artis TikTok asal Amerika Serikat yang memiliki 7 juta pengikut. Video tersebut difilmkan di atas kereta api Fujikyu Railway dan diposting di media sosial pada awal bulan ini.
Dalam video lainnya, Tiktoker asal AS tersebut juga melakukan tarian serupa di Persimpangan Shibuya dan Asakusa, Tokyo, yang keduanya sering dipadati oleh ratusan pejalan kaki yang berlalu-lalang.
Fujikyu Railway saat ini tengah mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum atas video tarian yang dinilai mengganggu kenyamanan publik tersebut.
“Kami tidak akan mentolerir perilaku berbahaya atau mengganggu di dalam kendaraan kami, atau perilaku apa pun yang mengganggu operasi kereta kami yang aman,” kata operator kereta api yang berbasis di Prefektur Yamanashi itu dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (23/10).
Selain melaporkan video tersebut ke platform media sosial yang relevan dan meminta agar video tersebut dihapus, perusahaan yang menghubungkan Stasiun Otsuki ke tujuan wisata populer seperti Gunung Fuji dan taman hiburan Fuji-Q Highland itu juga telah mengajukan laporan ke polisi.
Sumber: Japan Times, FNN, X
komentar
Jadi yg pertama suka