Ekonomi & Bisnis
Gelar Aksi di Istana hingga Kementerian BUMN, Serikat Pekerja Minta Prabowo Selamatkan Indofarma
TEMPO BISNIS
| Nopember 6, 2024
11 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Pekerja Indofarma menggelar aksi yang dihadiri 300-500 massa di Pakarti Holding Center, Istana Negara, dan Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 6 November 2024. Mereka meminta Presiden Prabowo Subianto turun tangan menyelamatkan PT Indonesia Farma (Persero) Tbk. atau Indofarma yang telah berbulan-bulan absen membayarkan hak para pekerjanya.
"Kami melakukan aksi di pemerintahan baru, kami ingin Pak Presiden Prabowo, di dalam 100 hari kerjanya, memperhatikan Indofarma. Program penyelamatannya seperti apa," ucap Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati, kepada Tempo, Rabu, 6 November 2024.
Meida mengatakan gagasan Menteri BUMN Erick Thohir yang sempat ingin Indofarma fokus menjadi produsen obat herbal kurang pas. Pasalnya, diperlukan waktu yang panjang untuk merealisasikan gagasan itu. Sedangkan bagian produksi obat herbal Indofarma saat ini belum cukup mumpuni.
Walhasil, sampai saat ini Meida dan ratusan pekerja lain belum mendapatkan kejelasan dari manajemen akan nasib mereka. Sudah tiga bulan para pekerja belum menerima upah. Terakhir, Meida mengaku mendapatkan upah hanya Rp1 juta. Ia bingung bagaimana akan menyekolahkan anaknya dengan upah yang rendah itu.
Meida menyinggung pemerintahan Prabowo yang turun tangan langsung menyelamatkan PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex. Sebagai BUMN, ia mengatakan Indofarma juga berhak diselamatkan dengan mekanisme yang jelas. "Jangan cuma bahasa diselamatkan, tapi nyatanya, sampai hari ini pun gaji enggak bisa dibayarkan," katanya.
Ini merupakan ketiga kalinya para pekerja Indofarma menggelar aksi. Selama tiga kali unjuk rasa itu, manajemen hanya memberitahukan akan adanya resizing perusahaan sembari menunggu proses kasasi Penundaan Kewajiban Pembayaraan Utang (PKPU). Putusan kasasi itu baru akan keluar pada Desember mendatang.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan rencana penyehatan PT Indofarma (Persero) Tbk. yang saat ini mengalami persoalan finansial. Ia mengklaim sudah mencoba berdiskusi dengan beberapa pihak swasta untuk menjamin ketersediaan bahan baku untuk menopang produksi.
“Karena bahan baku ini penting. Tapi saya memang belum boleh bicara siapa (pihak swasta), karena ini lagi proses tender. Jadi belum getok istilahnya,” kata Erick Thohir di Gedung Kementerian BUMN pada Jumat, 1 November 2024.
Erick Thohir mengatakan Indofarma memang harus kembali ke langkah awal, yakni menyehatkan kondisi finansial perusahaan. Setelah ketersediaan bahan baku terjamin dan produksi berjalan, Erick Thohir berharap Indofarma bisa mengekspor 50 persen dari hasil produksinya.
Selain itu, Erick Thohir pun menekankan pentingnya proses check and balance untuk memastikan kelangsungan usaha. Menurutnya, tidak mungkin pengawasan BUMN hanya dilakukan oleh Kementerian. Ia menginginkan agar swasta maupun partner strategis dan partner keuangan bisa ikut membantu. “Saya rasa (check and balance), itu yang menjadi metode yang sangat ampuh untuk BUMN hari ini dan ke depan,” ujarnya.
Hammam Izzudin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
komentar
Jadi yg pertama suka