Ekonomi & Bisnis
Pengusaha Ritel Merek Global Akan Surati Prabowo soal Jajan Orang Kaya
CNN EKONOMI
| Nopember 14, 2024
53 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo) bakal mengirim surat kepada Presiden Prabowo Subianto terkait rendahnya kontribusi konsumsi masyarakat kelas atas di dalam negeri.
Ketua Umum Apregindo Handaka Santosa mulanya memandang tekanan dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini tak hanya dipengaruhi oleh penurunan daya beli kelas menengah, namun juga rendahnya kontribusi kelas atas dalam konsumsinya di dalam negeri.
Ia memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menurun dari kuartal I hingga kuartal III 2024, dengan angka yang menurun dari 5,11 persen di kuartal I 2024 menjadi 4,95 persen di kuartal III 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, tanpa peningkatan yang signifikan pada kuartal IV, target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen akan sulit tercapai.
"Jika tren ini berlanjut, kuartal keempat (bisa saja) ditutup di sekitar 4,75 persen, yang artinya di dalam satu tahun 2024 akan menurun terus," ujar Handaka dalam Power Lunch CNBC Indonesia, Kamis (14/11).
Ia juga menyoroti konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari 50 persen dari total pertumbuhan ekonomi, di mana pada kuartal II 2024 berada di level 2,62 persen dan kuartal III 2024 di 2,55 persen.
"Saya rasa selama ini kita di atas 5 persen. Ini sebenarnya menurut saya secara psikologis enggak baik. Saya rasa Apregindo akan juga menulis surat ke Bapak Presiden untuk menyampaikan pemikirannya," ujar dia.
Jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), ada tren penurunan daya beli kelas menengah. Namun jika melihat data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tercatat jumlah simpanan masyarakat dengan saldo di atas Rp5 miliar justru mengalami peningkatan hingga 8 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa kalangan atas sebenarnya memiliki daya beli tinggi, namun belum tergerak untuk membelanjakannya.
"Lah, ini gejalanya apa? Berarti orang yang simpanannya banyak itu makin banyak. Sedangkan kalangan menengah daya belinya menurun," tuturnya.
Handaka menilai pemerintah perlu mendorong kelas atas agar mengalihkan belanja mereka ke dalam negeri alih-alih ke luar negeri. Ia berpendapat konsumsi rumah tangga bisa naik jika semakin banyak masyarakat kelas atas di Indonesia membelanjakan uangnya di dalam negeri.
Bahkan, mungkin hal itu bisa membawa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2024 kembali ke atas 5 persen.
"Bapak Menteri dan Menko harusnya konsentrasi bagaimana bisa mendorong, menggiring mereka yang disebut dalam kalangan kelas atas untuk spend money di Indonesia. Saya rasa itu akan mendorong kuartal IV di atas 5 persen lagi," ujarnya.
Menurut Handaka, masyarakat kalangan atas cenderung menghabiskan uang mereka di luar negeri untuk barang-barang mewah yang tidak tersedia di Indonesia. Karenanya, ia mendorong pemerintah agar memastikan ketersediaan barang-barang tersebut di dalam negeri guna menarik minat belanja kalangan atas.
Ia pun berharap pemerintah di bawah Prabowo dapat menyusun kebijakan yang fokus pada peningkatan daya beli masyarakat, terutama melalui dorongan konsumsi dari kelas atas.
"Kalau ini didiamkan saja dan Pak Prabowo enggak mendorong agar kenaikan konsumsi rumah tangga naik, (maka) pertumbuhan ekonomi akan makin turun. Apalagi mau mencapai 8 persen nantinya, kan perlu fondasi-fondasi ke arah itu. Jadi, apa-apa yang biasa dibelanja oleh orang-orang yang mempunyai simpanan di atas Rp5 miliar ini, (barang yang diinginkannya) jangan ditiadakan dari peredaran di Indonesia," pungkasnya.
(del/agt)
komentar
Jadi yg pertama suka