Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Kisah Saiban, 'Mercusuar' Penerang UMKM Desa Bulu Lor Jambon Ponorogo
CNN EKONOMI   | Nopember 14, 2024
29   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menempati posisi sebagai Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bulu Lor di Desa Bulu Lor Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, Saiban mengembangkan visi membantu para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitarnya.
Saiban menyadari, rekan-rekannya pelaku UMKM itu menghadapi rintangan yang kurang lebih sama, yakni soal kondisi geografis, kualitas sumber daya manusia (SDM), hingga jejaring atau network. Ketika Saiban menerima sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dirinya pun bergerak cepat.
Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari program Desa BRILian dan Figur Inspiratif Lokal besutan Bank Rakyat Indonesia atau BRI, Saiban turun langsung mendampingi lebih dari 60 UMKM, termasuk terkait sertifikat BNSP untuk masing-masing UMKM binaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkat pendampingan dari Saiban, sejumlah UMKM binaan telah mendapat ilmu untuk memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasar. Selain itu, Saiban juga setia menemani pelaku UMKM untuk mendapatkan izin usaha yang resmi.
Salah satu UMKM binaan Saiban adalah Topeng Reog Buyadi. Bagi Saiban, kondisi bahwa Topeng Reog sebagai kesenian khas Ponorogo yang mendunia, sangat berkebalikan dengan kondisi penjualan yang terhitung rendah, hanya sekitar Rp1 juta per bulan.
Dalam setiap kunjungan ke rumah Buyadi, Saiban kerap memberi masukan dan pandangan. Lambat laun, Buyadi jadi makin percaya diri mengembangkan usaha melalui pola pemasaran yang diperbarui. Kini, Topeng Reog Buyadi mencatatkan omzet berkali lipat, bahkan mencapai Rp30 juta per bulan dengan pengiriman sampai ke Sumatra, Kalimantan, dan Jakarta.
UMKM lain yang juga merasakan manfaat semangat Saiban antara lain adalah Rias Pengantin dan Buket Enwa Decoration, usaha Keripik Tempe Buntel Godong, hingga ragam produk anyaman hasil tangan Yatini.
Dalam ketulusan membantu UMKM di sekitarnya, Saiban kemudian menyadari permasalahan klasik yang kerap dialami pelaku, misalnya pendapatan yang tak selalu stabil, membuat pelaku UMKM gentar melanjutkan bisnis.
Lalu, ada pula masalah pengalaman bisnis yang masih minim, jaringan yang terbatas, hingga ketidakmampuan bernegosiasi terkait upah pekerja turut melengkapi kompleksitas permasalahan. Namun, Saiban bersikukuh, semua masalah pasti ada jalan keluarnya, asal pelaku UMKM mau membuka diri dan menerima masukan.
Bagi BRI Cabang Ponorogo, kesungguhan Saiban mendukung UMKM itu bak mercusuar yang menerangi kegelapan. Iklim UMKM di Ponorogo pascaCovid-19 pun terus menunjukkan kenaikan.
BRI Cabang Ponorogo mencatat, ada kenaikan kredit sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2023, memperlihatkan kebutuhan modal usaha, dan perputaran uang yang membaik.
"Tentunya, kita harapkan Pak Saiban dengan mitra-mitranya pengusaha UMKM itu menjadi figur lokal, menjadi pendorong, yang mendorong di desa-desa berikutnya agar muncul lagi sosok-sosok seperti Pak Saiban, yang bersama BRI bisa memberikan bukan hanya economic value, tapi juga social value," kata Kepala BRI Cabang Ponorogo, Agus Adi Hermanto.
"Kita harapkan UMKM khususnya, nanti bukan hanya sebatas di wilayah Pak Saiban, tapi di Ponorogo, dapat semakin berkembang," pungkas Agus.
(rea/rir)
komentar
Jadi yg pertama suka