Ekonomi & Bisnis
Sejarah BP Batam: 53 Tahun Bangun Pulau Batam Jadi Sasaran Investasi
CNN EKONOMI
| 8 jam yang lalu
1 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pengusahaan (BP) Batam adalah lembaga pemerintah pusat yang bertugas dan memiliki kewenangan mengelola, mengembangkan, dan membangun kawasan di Kota Batam.
Pada 1971, pemerintah pusat mempercayakan pembangunan Batam kepada Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau yang kemudian disebut Otorita Batam. Otorita Batam merupakan awal mula kelahiran BP Batam, yang diputuskan melalui Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 1971.
Ketua Otorita Batam yang pertama adalah Ibnu Sutowo, ditunjuk pada 26 Oktober 1971. Tanggal itu pula yang kini menjadi peringatan hari ulang tahun BP Batam atau yang kini disebut sebagai Hari Bakti BP Batam. BP Batam pun mulai membangun Pulau Batam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 1971-9176, adalah periode persiapan. Pada 1976-1978, J.B Sumarlin memimpin di Periode Konsolidasi. Lalu, berganti B.J. Habibie pada 1978-1998 sebagai Periode Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal.
Di bawah kepemimpinan Habibie, pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur Batam berkembang pesat. Batam mulai dikenal sebagai kawasan tujuan investasi dan perdagangan internasional.
Ketua Otorita Batam kembali berganti, kali ini dipegang oleh J.E. Habibie yang memimpin selama empat bulan di tahun 1998 dan dilanjutkan oleh Ismeth Abdullah yang memimpin pada 1998-2005. Ismeth melanjutkan pembangunan Habibie, dengan berfokus pada kesejahteraan rakyat dan perbaikan iklim investasi.
Peran Ketua Otorita Batam lalu dilanjutkan oleh Mustofa Wijaya (2005-2016) yang banyak berfokus terhadap peningkatan sarana dan prasarana, penanaman modal, hingga kualitas lingkungan hidup.
Kepemimpinan BP Batam kemudian dipercayakan kepada Hatanto Reksodipoetro pada 2016-2017. Di era ini, kinerja Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam meningkat drastis, sampai menjadi kawasan dengan daya saing internasional yang diperhitungkan oleh dunia.
Pada 2017-2019, BP Batam mengadakan reformasi dan peningkatan kinerja dalam perwujudan Batam yang maju, berkeadilan, dan berkelanjutan. Kursi Kepala BP Batam selanjutnya diisi oleh Edi Putra Irawadi pada 2019 yang menyelesaikan transisi reformasi.
Dari sana, kursi Kepala BP Batam berpindah ke Muhammad Rudi yang memimpin sampai saat ini. Bersama Wakil Kepala, Purwiyanto beserta empat Anggota Bidang, yakni Alexander Zulkarnain, Enoh Suharto Pranoto, Sudirman Saad, dan Wan Darussalam, Muhammad Rudi memprioritaskan sektor infrastruktur, yang terbukti meningkatkan konektivitas sekaligus mendorong kemajuan ekonomi di Batam.
Pengembangan jalan-jalan protokol, kehadiran Fly Over Laluan Madani dan pembangunan Fly Over Lela Bahari, pembangunan Pelabuhan Batu Ampar serta Bandara Internasional Hang Nadim, hingga pengadaan Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City menjadi rekam jejak kesuksesan BP Batam membangun dan memajukan Kota Batam.
Peran BP Batam juga secara signifikan berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Batam yang terdongkrak tinggi hinga 7,04 persen pada tahun 2023. Angka itu bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau sebesar 5,20 persen maupun skala nasional sebesar 5,05 persen.
Dalam perjalanannya, BP Batam telah memberi kontribusi besar bagi Indonesia. Kini, 26 Oktober setiap tahun menjadi peringatan perjuangan dan kesungguhan para pendiri instasi dalam membangun Batam, menjadikannya sebagai kawasan tujuan investasi global yang terkemuka.
(rir/rir)
komentar
Jadi yg pertama suka