Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Bahlil soal Skema Baru Subsidi BBM: 'Blending' Subsidi Barang dan BLT
CNN EKONOMI   | Nopember 27, 2024
13   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan subsidi BBM berpeluang disalurkan dengan dua skema bersamaan agar tepat sasaran.
"Kemarin kami sudah diterima oleh Bapak Presiden (Prabowo Subianto). Dan saya sebagai ketua tim, daripada untuk membuat alternatif tentang subsidi yang tepat sasaran. Jadi isunya, saya ingin menyampaikan kepada teman-teman bahwa tetap subsidi itu tidak dicabut. Tetap semuanya ada subsidi," ujar Bahlil saat ditemui di kediamannya, Pancoran, Jakarta, Rabu (27/11), seperti dilansir detikfinance.
Skema pertama adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar bisa menjaga daya beli masyarakat. Kedua, subsidi langsung pada barang seperti yang sudah berjalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Skemanya ini kemungkinan besar itu blending. Blending antara ada subsidi barang dan sebagian subsidi BLT. Kenapa ini kita lakukan? Agar di samping memang kita menggairahkan daya beli masyarakat, kita juga ingin memastikan bahwa yang menerima ini betul-betul tepat sasaran," ujarnya.
Menurut Bahlil, pengumuman terkait skema campuran itu akan disampaikan oleh Prabowo. Namun, Bahlil belum membeberkan kapan pengumuman itu dilakukan.
"Ini bagian dari strategi agar saudara-saudara kita begitu terjadi pergeseran subsidi, ini kan subsidi-nya nggak dicabut, ini kan cuma bergeser saja. Angkanya, volumenya semua sama. Supaya apa? Ada keadilan. Ini dalam rangka Bapak Presiden Prabowo ingin memastikan, bahwa yang berhak menerima itu adalah masyarakat yang berhak," terangnya.
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko sebelumnya memastikan skema subsidi BBMakan menggunakan data tunggal untuk memastikan tepat sasaran.
Data tunggal adalah sekumpulan data dari kementerian/lembaga (K/L) yang bakal dipadukan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Memang ada ratusan triliun data subsidi (energi), ada sekian triliun yang salah sasaran. Itu nanti kemudian berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, kemudian berdasarkan target graduasi mana yang harus dialihkan," ujar Budiman dalam Konferensi Pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Jumat (22/11) lalu.
(sfr/sfr)
komentar
Jadi yg pertama suka