Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Rupiah Menguat ke Level Rp15.871 per Dolar AS, Penguatan Diprediksi Berlanjut Besok
TEMPO BISNIS   | 7 jam yang lalu
2   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah ditutup menguat 63 poin ke level Rp15.871 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis, 28 November 2024. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah diperkirakan kembali menguat pada perdagangan besok.
“Besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp15.810 hingga Rp15.890 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam analisis rutinnya.
Menurut Ibrahim, saat ini pasar dalam negeri sedang mengantisipasi perubahan minat investor untuk berinvestasi di negara berkembang. Hal ini berpotensi menyebabkan peningkatan suku bunga dan menyebabkan arus keluar mata uang. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), kata Ibrahim, menyarankan untuk mempertahankan pemberian pinjaman yang hati-hati dengan rasio cakupan yang memadai demi menjaga tingkat cadangan mata uang.
Ibrahim menyitir data OECD yang memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada 2025 dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan 5,1 persen pada 2024. Sedangkan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada level 5,2 persen pada asumsi dasar makro dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 dan 2025. 
Sementara itu, dari sisi eksternal, Ibrahim menyoroti ekonomi AS yang berkembang dengan kecepatan yang solid pada kuartal ketiga 2024. Menurutnya, ketidakmampuan The Fed untuk mencapai target inflasi 2 persen, dikombinasikan dengan kemungkinan peningkatan tarif impor, dapat membatasi kemampuan bank sentral untuk menurunkan suku bunga tahun depan.
“Meskipun pembacaan tersebut tidak banyak menghalangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember, para pedagang terlihat semakin tidak yakin atas prospek suku bunga pada tahun 2025,” tulisnya.
Selain itu, ketidakpastian atas masa jabatan Presiden Donald Trump menambah campuran sentimen tersebut. Ibrahim menilai Trump akan mengeluarkan lebih banyak kebijakan ekspansif dan tarif perdagangan yang akan mendorong inflasi. Tren ini diperkirakan membatasi siklus pelonggaran The Fed.
Sebagai informasi, mata uang rupiah mengalami tren pelemahan sejak Donald Trump dipastikan memenangkan pemilihan presiden AS pada 7 November 2024 lalu. Hingga awal pekan ini, nilai tukar rupiah melemah 317 poin atau 2,03 persen.
komentar
Jadi yg pertama suka