Ekonomi & Bisnis
Sri Mulyani Bertemu Menkeu Arab Saudi, Bahas Perpajakan, Bea Cukai hingga Zakat
TEMPO BISNIS
| Desember 9, 2024
4 0 0
0
TEMPO.CO, Riyadh - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al-Jadaan di konferensi internasional bertajuk 'Zakat, Tax and Customs Conference' yang digelar di Riyadh pada 4 – 5 Desember 2024 lalu. Momen itu dibagikan oleh Bendahara Negara tersebut di postingan terbaru di Instagramnya @smindrawati.
Kedua menteri menjadi panelis bersama Menteri Keuangan Bahrain Shaikh Salman bin Khalifa Al Khalifa dan Minister of State di Kementerian Keuangan India Shri Pankaj Chaudhary. Mereka membahas bagaimana tata kelola fiskal global dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Di dalam forum itu, Sri Mulyani berbicara tentang pengalaman Indonesia dalam memulihkan ekonomi usai pandemi Covid-19, juga soal tantangan kebijakan fiskal, reformasi perpajakan, dan tata kelola fiskal global.
Ia berkata negara-negara Timur Tengah sedang banyak melakukan reformasi keuangan negara, kebijakan fiskal, dan urusan perpajakan termasuk bea cukai dan zakat. “Kita dapat belajar banyak tentang economic and fiscal policy, diversifikasi ekonomi, dan transformasi ekonomi dari negara-negara lain, termasuk Saudi Arabia dan Negara Teluk lainnya,” tulis Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani juga bertemu dengan presiden Islamic Development Bank (IsDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser di Riyadh. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mendorong agar IsDB meningkatkan jumlah staf dan manajemen dari Indonesia, sebagai negara pemegang saham terbesar ketiga di bank tersebut.
Sebagai informasi, IsDB adalah lembaga keuangan pembangunan multilateral yang berfokus pada keuangan Islam untuk pembangunan infrastruktur dan berkantor di Jeddah, Arab Saudi.
Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani dan Al Jasser membahas tantangan pembangunan untuk negara-negara anggota IsDB, dan arah dan kerangka strategis operasi IsDB sepuluh tahun mendatang. “Presiden Al Jasser mengharapkan kehadiran saya dalam pertemuan di Madinah awal tahun 2025 untuk membahas kerangka startegis IsDB ke depan,” tulis Sri Mulyani.
Al Jasser juga menjelaskan reformasi dalam operasi, bisnis model dan instrumen serta struktur penetapan harga keuangan IsDB. Menurut Sri Mulyani, hal tersebut penting bagi anggota IsDB terutama yang masih berpenghasilan rendah, di tengah tantangan pembangunan yang besar dan keuangan negara yang terbatas.
Selain itu, Sri Mulyani yang akrab disapa Ani menyinggung perihal tenaga kerja Indonesia di IsDB. Ia mendorong agar IsDB meningkatkan serapan tenaga kerja dari Indonesia, mengingat RI merupakan pemegang saham terbesar ketiga dari 57 negara anggota pemegang saham. Sementara itu, pemegang saham tunggal terbesar adalah Arab Saudi.
“Saya juga mendorong agar diversifikasi staf dan manajemen IsDB terutama dari Indonesia sebagai pemegang saham terbesar ketiga di IsDB - agar perlu terus ditingkatkan,” ujar Sri Mulyani.
Ia berpendapat hal itu menjadi tantangan bagi pekerja Indonesia agar bisa aktif dan maju berkarier di lembaga internasional, guna menjaga kepentingan negara dan ikut aktif dalam proses pembangunan di seluruh dunia.
komentar
Jadi yg pertama suka