Ekonomi & Bisnis
Gubernur BI Sebut Indonesia Perlu Belajar Ekspor-Impor dari Trump
TEMPO BISNIS
| Desember 14, 2024
17 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Indonesia perlu belajar ekspor-impor dari Donald Trump. Pemenang Pilpres Amerika Serikat 2024 itu menerapkan tarif tinggi untuk semua impor demi memacu pertumbuhan ekonomi.
Perry mengatakan tarif tinggi impor itu berlaku untuk negara-negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat. Misalnya, China, Kanada, Mexico, Eropa, dan Vietnam. Ia berujar, Amerika sudah menetapkan tarif minimal 25 persen kepada China.
“Kita harus belajar. Meskipun Indonesia surplus-nya dengan Amerika tidak terlalu besar, kita harus memahami bagaimana kita memiliki kesepakatan dengan Amerika,” kata Perry di seminar "Memicu Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju" di Menara BTN, Sabtu, 14 Desember 2024.
Menurut dia, pemerintah Indonesia tidak perlu mengurangi impor dari Amerika Serikat maupun menerapkan tarif tinggi. Bahkan, ia berujar, Indonesia bisa mengimpor lebih banyak dari negara tersebut. Namun, dengan catatan bahwa angka ekspor Indonesia ke Amerika Serikat juga tinggi.
“Misalnya, surplus Rp1 miliar, sama-sama Rp 1 miliar,” kata dia.
Ia mengatakan netto Rp1 miliar tidak menjadi persoalan sepanjang ekspor Indonesia juga tinggi. Malah, langkah tersebut dinilai bisa mengerek perekonomian Indonesia. “Taktiknya begitu. Jadi, itu yang harus kita lakukan,” kata dia.
Donald Trump bakal dilantik menjadi Presiden ke-47 Amerika Serikat pada 20 Januari 2025. Trump menjabat sebagai presiden untuk kedua kalinya.
Ihwal kebijakan Trump soal ekspor-impor, Perry mengatakan hal itu dilakukan karenaTrump memiliki ambisi untuk membawa Amerika Serikat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
“Trump punya motto America first,” ujar Perry. “Yang diutamakan, Amerika. Sepanjang Amerika bisa pertumbuhan tinggi, he’ll do it.”
Selain mematok tarif impor yang tinggi, Perry mengatakan Trump akan menerapkan kebijakan imigrasi yang sangat ketat. Semua pekerja asing di Amerika yang tidak memiliki izin resmi, akan diusir paksa. Menurut Perry, hal ini dilakukan agar tenaga kerja diisi orang-orang Amerika.
komentar
Jadi yg pertama suka