Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Rupiah Tertekan, Ekonom UI Sarankan BI Tahan Suku Bunga 6 Persen
TEMPO BISNIS   | Desember 18, 2024
8   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menilai, Bank Indonesia atau BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen. Meski ada ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuannya, kata Riefky, rupiah sedang mengalami tekanan depresiasi yang cukup signifikan.
Menurut dia, pemotongan BI rate dapat memperburuk tekanan tersebut. "Mengingat besarnya tekanan pada rupiah, kami memandang BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6 persen dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini," kata dia dalam laporan analisisnya pada Selasa, 17 Desember 2024.
Riefky menjelaskan, angka inflasi pada November 2024 turun ke 1,55 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dan mencapai titik terendahnya sejak April 2021. Inflasi November turun dibandingkan Oktober yang tercatat 1,71 persen yoy. 
Dia mengatakan, inflasi yang lebih rendah pada November 2024 utamanya didorong oleh turunnya inflasi bahan makanan dan deflasi harga pangan bergejolak. Hal ini disebabkan oleh efek high-base dan pasokan bahan makanan yang melimpah setelah musim panen.
"Langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk menjaga harga, seperti penyesuaian harga bahan bakar juga berkontribusi pada penurunan biaya di berbagai kegiatan ekonomi," kata Riefky.
Di sisi lain, pasar modal di berbagai negara berkembang berada di bawah tekanan dalam dua bulan terakhir di tengah kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif terhadap barang impor ke AS di bawah pemerintahan Donald Trump. Kekhawatiran itu dikonfirmasi oleh pernyataan Donald Trump pada 2 Desember yang menyatakan, pemerintahannya akan mengenakan tarif 25 persen pada semua impor dari Kanada dan Meksiko, dan tambahan 10 persen pada barang-barang dari Cina. 
Pengumuman itu mendorong penguatan dolar AS, diikuti dengan perilaku investor yang memindahkan asetnya dari negara berkembang, termasuk saham dan obligasi Indonesia, ke aset-aset berbasis USD. Imbasnya, Indonesia mengalami arus keluar modal sekitar US$ 0,75 miliar sejak pertengahan November.
"Rupiah terdepresiasi sebesar 1,39 persen secara bulanan dari Rp 15.770 per dolar AS menjadi Rp 15.990 per dolar AS dalam 30 hari terakhir," kata Riefky.
Seiring dengan tekanan terhadap rupiah yang meningkat sejak Oktober, cadangan devisa Indonesia menurun sekitar US$ 1 miliar. Agkanya menurun dari US$ 151,2 miliar pada Oktober menjadi US$ 150,2 miliar pada November akibat intervensi BI dalam menjaga stabilitas rupiah. Selain stabilisasi nilai tukar, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah Indonesia. 
"Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, di atas standar kecukupan cadangan devisa internasional yaitu sekitar tiga bulan impor," kata Riefky.
BI akan mengumumkan kebijakan terkait rate hari ini Rabu, Desember 2024. BI melangsungkan Rapat Dewan Gubernur selama dua hari, yakni Selasa dan Rabu. Hasilnya akan disampaikan kepada publik pada Rabu siang.
komentar
Jadi yg pertama suka