Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Rupiah Terus Melemah, Diproyeksi Tembus Rp16.500 per Dolar AS di Penghujung 2024
TEMPO BISNIS   | Desember 19, 2024
1   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah masih melanjutkan tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Kamis, 19 Desember 2024 pagi rupiah merosot 127 poin atau 0,79 persen ke level Rp16.225 per Dolar AS. Selama perdagangan pekan ini rupiah konsisten melemah. Sempat menguat tipis 16 poin ke level Rp16.058 pada Rabu kemarin namun kembali merosot hari ini.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan signifikan pada Kamis ini salah satunya terdorong sentimen penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed sebesar 25 basis poin. Selain itu, potensi perang dagang di bawah pemerintahan Donald Trump turut membuat dolar AS diprediksi masih bakal menguat. “Gonjang-ganjing ini yang membuat dolar berpotensi mengalami penguatan signifikan,” kata Ibrahim kepada Tempo, Kamis.
Selain itu, Ibrahim mengatakan faktor ketegangan antara Rusia dengan NATO juga cukup menimbulkan kekhawatiran pasar. Hal itu ditambah dengan kondisi perekonomian Cina yang belum menunjukkan tren positif. Sentimen-sentimen ini, kata dia, membuat indeks dolar AS terus naik.
Depresiasi rupiah ini, kata Ibrahim, diprediksi bakal semakin parah hingga penghujung 2024. “Arah menuju Rp16.500 per dolar AS di akhir tahun kemungkinan terjadi,” ujarnya.
Selain itu, dari sisi domestik, Ibrahim menganggap penetapan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen per Januari 2025 menjadi aspek yang memberatkan pasar. Kenaikan ini menurutnya bakal menekan tingkat konsumsi masyarakat kelas menengah dan bawah.
Meski ada sejumlah insentif, seperti potongan biaya listrik 50 persen untuk pelanggan di bawah 2.200 VA, namun dinilai belum cukup. “Insentif keringan 50 persen tapi hanya dua bulan, ini yang membuat kondisi dalam negeri tidak menentu,” kata dia.
Ibrahim juga mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI 17-18 Desember 2024 kemarin. Menurutnya, ini menjadi keputusan yang tepat di tengah ketidakpastian global.
komentar
Jadi yg pertama suka