Ekonomi & Bisnis
Deret Saham Berpotensi Cuan Pekan Ini: Teknologi hingga Infrastruktur
CNN EKONOMI
| Januari 6, 2025
6 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.164 pada Jumat (3/1) sore. Indeks saham menguat 1,2 poin atau naik 0,02 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp7,8 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,3 miliar saham.
Head of Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan IHSG dalam sepekan ke depan masih akan bergerak fluktuatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memproyeksi IHSG akan bergerak di rentan support 7.018 dan resistance 7.325.
"IHSG sepekan ke depan kami perkirakan bergerak mixed cenderung menguat dalam rentang level support 7.018 dan resistance 7.325 dengan indikator MACD terjadi golden cross, meski RSI cenderung melandai (secara daily)," ujar Audi kepada CNNIndonesia.com.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ini. Pertama, berasal dari harga komoditas.
"Kami berpandangan sentimen dari fluktuasi harga komoditas energi, khususnya minyak mentah paska pernyataan Presiden Xi Jinping terkait mendorong pertumbuhan impor minyak dan optimisme prospek ekonomi China akan mempengaruhi pergerakan IHSG sepekan ke depan," imbuhnya.
Kedua, pasar juga tengah menantikan rilis data tenaga kerja AS. Apabila alami kontraksi pertumbuhan, maka cenderung meningkatkan potensi sikap Fed lebih dovish.
"Hasil FOMC pertemuan Januari 2025 juga akan dinantikan oleh pasar terkait arah pandangan dan kebijakan Fed ke depannya," jelasnya.
Di tengah perkiraan tersebut, Audi melihat ada beberapa sektor yang perlu dipertimbangkan untuk dikoleksi karena berpotensi menguat seperti saham teknologi, bahan baku dan infrastruktur.
Untuk itu, Audi merekomendasikan saham dengan teknikal analisis, yakni ASII (speculative buy) dengan rentang harga di level support 4.840 dan resistance 5.250 dan ESSA (buy on break) dengan rentang harga 800 sampai 900.
Sementara itu, Associate Director of PT Jasa Utama Capital Sekuritas Hadrian Maynard Taslim melihat IHSG masih akan mengalami tekanan namun cenderung menguat sepekan ke depan menunggu dorongan dari perusahaan jumbo masuk bursa saham.
"IHSG masih minim katalis menunggu efek IPO jumbo yang akan listing. Secara teknikal, IHSG diperkirakan akan di zona konsolidasi dengan area support dan resistance IHSG di area 7.000-7.220," terang Hadrian.
Ada enam faktor yang diperkirakan bakal mempengaruhi pergerakan IHSG. Pertama, rilis data inflasi Indonesia awal bulan lalu yang tercatat 0,44 persen menunjukkan daya beli masyarakat yang kuat, akan memberikan sentimen positif bagi IHSG.
Kedua, data Indeks Manufaktur (PMI) Indonesia yang kembali ke zona ekspansif dengan nilai 51,2 mengindikasikan pertumbuhan sektor industri. Ini juga dapat dapat mendorong optimisme pasar.
Ketiga, kebijakan fiskal dan moneter seperti paket stimulus ekonomi senilai Rp38,6 triliun, yang diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Lalu, kebijakan pajak terkait pengenaan PPN 12 persen hanya untuk barang mewah dapat meningkatkan konsumsi dan investasi dan memberikan dorongan positif bagi pasar saham.
Keempat, dari sisi sentimen global terdapat perkembangan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama, seperti Amerika Serikat dan China yang akan mempengaruhi ekspor Indonesia.
Kelima, kondisi lain adalah geopolitik di kawasan Timur Tengah atau wilayah lain dapat mempengaruhi harga komoditas dan aliran modal yang berdampak pada IHSG.
"Faktor lain adalah January Effect yakni fenomena di mana pasar saham cenderung menguat pada awal tahun, dapat meningkatkan optimisme investor dan mendorong kenaikan IHSG di mana awal Januari ini sudah ada 8 emiten siap listing," jelas Hadrian.
Beberapa sektor yang direkomendasikan untuk dipertimbangkan adalah teknologi, infrastruktur, energi dan kesehatan, dengan pilihan saham ADHI, ASII dan AVIA.
(pta/pta)
komentar
Jadi yg pertama suka