Ekonomi & Bisnis
Alasan Erick Thohir Merger Garuda Indonesia dan Pelita Air
TEMPO BISNIS
| 12 jam yang lalu
5 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan tengah menjajaki proses merger atau penggabungan perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dengan anak usaha PT Pertamina, Pelita Air.
Erick menyampaikan proses merger itu masih dalam tahapan kajian. Meski tidak ada tenggat waktu, ia memastikan penggabungan dua perusahaan maskapai ini akan terlaksana. Alasannya adalah untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat. "Nah ini memang integrasi harus terjadi, dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," ujar Erick di Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.
Alasan lainnya, dia berujar, kedua perusahaan itu memiliki pasar atau target bisnis yang berbeda. Garuda Indonesia akan menjadi perusahaan maskapai premium, sedangkan Pelita Air berada di segmen premium ekonomi. Sementara Citilink yang sudah lebih dulu merger dengan Garuda Indonesia akan menyasar pasar ekonomi. "Ya kan memang kita konsolidasi, karena Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi, dan tentu ada low cost di situ," tutur Erick.
Di hari yang sama, dalam situs Bursa Efek Indonesia (BEI) Garuda Indonesia mengumumkan rencana tersebut. "Terkait langkah penjajakan, aksi korporasi saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," kata manajemen Garuda, dikutip Kamis, 9 Januari 2025.
Menurut manajemen, langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan berbagai peluang bisnis dan memperkuat ekosistem industri transportasi udara. “Guna memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia sehingga dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” kata manajemen.
Adil Al-Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini
komentar
Jadi yg pertama suka