Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Media Jepang
Budaya Kerja Anak Muda Jepang Jadi Harapan untuk Mengakhiri Karoshi
JAPANESE STATION   | 9 jam yang lalu
1   0    0    0
Berita Jepang | Japanesestation.com
Budaya kerja di Jepang terkenal memiliki jam kerja yang tinggi, bahkan hingga menyebabkan adanya fenomena kematian akibat jam kerja berlebih atau dikenal dengan istilah karoshi. Namun, budaya kerja yang dilakukan oleh anak muda di Jepang memberikan secercah harapan untuk mengakhiri karoshi. Menurut Takashi Sakamoto, salah satu analis di Recruit Works Institue, jam kerja tahunan di Jepang telah turun 11.6% pada tahun 2022 lalu.
Menurut laporan Sakamoto pada bulan November lalu, pekerja pria berusia 20-an rata-rata bekerja selama 46,4 jam per minggu pada tahun 2000, turun menjadi 38.1 jam per minggu pada tahun 2023. “Kaum muda memutuskan untuk tidak mengorbankan diri untuk perusahaan, dan saya pikir itu cukup bijaksana,” ujar Makoto Watanabe, sala satu profesor media dan komunikasi Universitas Hokkaido Bunkyo.
Pergeseran budaya kerja ini dipicu oleh perubahan generasi. Anak muda di Jepang lebih memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja, berbeda dengan generasi di atasnya yang bekerja lebih lama untuk mengharapkan imbalan dan keamanan.
Pertumbuhan ekonomi yang cepat di tahun 1970 hingga 1980 membuat orang-orang bekerja lebih banyak untuk memperbanyak penghasilan. “Dulu menghasilkan banyak hal dengan bekerja membuat kerja keras itu berharga, namun itu tidak terjadi lagi,” ujar Watanabe kepada This Week in Asia yang dikutip oleh South China Morning Post.
Krisis tenaga kerja di Jepang juga memberikan keuntungan pada karyawan muda. Perusahaan yang membutuhkan karyawan berbakat mulai melirik lulusan baru dan mahasiswa yang belum menyelesaikan studi dengan harapan dapat bergabung sebelum mereka lulus. Pekerjaan baru juga lebih mudah ditemukan bagi karyawan yang merasa diremehkan.
Sosiolog izumi Tsuji dari Universitas Chuo Tokyo memaparkan bahwa stabilitas menjadi tujuan utama pekerja muda masa kini. “Situasi yang tidak stabil membuat anak muda merasa sulit untuk memiliki mimpi masa depan, akhirnya mereka hanya menginginkan stabilitas untuk kehidupan sehari-hari yang nyaman,” ungkapnya. Meski pergeseran budaya kerja menyebabkan jam kerja menjadi lebih sedikit, upah yang diterima dilaporkan telah meningkat 25% sejak tahun 2000.
Adanya pergeseran budaya kerja ini memberikan harapan untuk menurunkan angka karoshi. Meski krisis karoshi masih sangat tinggi di Jepang, kaum muda yang lebih bahagia dengan jam kerja sedikit dan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik diperkirakan dapat menurunkan angka fenomena karoshi.
Hingga tahun 2023 lalu, terdapat 54 kematian akibat masalah kesehatan yang disebabkan oleh jam kerja tinggi. Sebanyak 2.968 kasus bunuh diri terjadi di tahun 2022 akibat tingginya jam kerja.
komentar
Jadi yg pertama suka