Ekonomi & Bisnis
Kementan Ungkap Harga Cabai Melonjak di Tengah Surplus Stok Cabai
CNN EKONOMI
| Kemarin, 21:45
1 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan lonjakan harga cabai terjadi di tengah surplus stok, baik cabai rawit hingga cabai merah keriting.
Berdasarkan catatan Kementan, harga rata-rata nasional cabai rawit merah saat ini Rp73.640 per kilogram (kg). Padahal, HAP di tingkat konsumen di kisaran Rp40 ribu hingga Rp57 ribu per kg.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Andi Muhammad Idul Fitri menyebut berdasarkan neraca produksi dan laporan early warning system (EWS), produksi cabai nasional pada Januari 2025 masih mencukupi kebutuhan nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa memang rata-rata harga cabai rawit dua minggu ini melenting naik jauh signifikan, baik untuk harga konsumen maupun di tingkat petani," ujar Andi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025, Senin (13/1).
"Namun, kalau melihat early warning system ketersediaan cabai rawit yang disampaikan oleh para petugas di kecamatan/kabupaten secara berjenjang, dilaporkan di neraca bulanan dan kumulatif, kita masih surplus," imbuhnya.
Dirinya merinci neraca produksi cabai rawit untuk Januari 2025 mencapai 23.349 ton, sementara cabai merah keriting juga dalam kondisi surplus dengan produksi nasional mencapai 36.426 ton.
"Pun juga kami sampaikan berdasarkan early warning system terkait dengan cabai besar, persediaan produksi nasional kita itu masih surplus, baik neraca bulanan maupun neraca kumulatif," tambahnya.
Menurut Andi, salah satu penyebab utama kenaikan harga cabai adalah kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa daerah produsen utama.
"Penyebab kenaikan harga cabai ini hampir dua minggu terakhir itu, penyebab utamanya memang ya kita lihat bahwa cuaca yang ekstrem. Yang pertama itu ada bencana banjir di Wajo, Sidrap, Sukabumi, dan Temanggung. Ini semua di dataran rendah. Dampak banjir ini potensi kehilangan ini mencapai 70 persen-87 persen," jelasnya.
Selain banjir, curah hujan tinggi menyebabkan lahan pertanian tergenang, longsor di Sukabumi, angin kencang di Semarang, serta serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) turut memperburuk situasi.
"Kita tahu bahwa komoditas cabai ini sangat-sangat rentan tentunya serangan OPT," tambahnya.
Faktor lain yang memengaruhi pasokan cabai adalah rendahnya harga jual beberapa waktu lalu. Menurut Andi, kondisi ini membuat petani enggan merawat tanaman cabai yang siap panen atau bahkan beralih ke komoditas lain.
"Harga jual rendah cabai rawit beberapa waktu yang lalu itu juga menyebabkan para petani tidak merawat tanamannya yang sudah kondisi siap panen karena harga di bawah HPP. Petani juga banyak mengganti komoditas yang diusahakan, terutama petani baru yang tidak terbiasa menanam cabai rawit," ungkap Andi.
(del/sfr)
komentar
Jadi yg pertama suka