Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Airlangga Usai RI Masuk BRICS: OECD Juga Butuh Indonesia
CNN EKONOMI   | 7 jam yang lalu
1   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sesumbar Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) masih butuh Indonesia.
Optimisme ini disampaikan meski Indonesia resmi masuk sebagai anggota baru Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Airlangga menekankan proses aksesi dengan OECD tetap jalan.
"Kalau dengan OECD tentu prosesnya tidak sama. Karena dia jumlah negaranya banyak dan dalam semua klub ini harus konsensus, semua negara harus menyetujui," tuturnya dalam BNI Investor Daily Round Table di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"OECD relatif semua imbang, nilai income per capita-nya di atas US$20 ribu. Namun, OECD itu membutuhkan Indonesia. Apalagi, Indonesia juga bagian dari Global South, karena mereka inklusifitasnya tetap tinggi," sesumbar Airlangga.
Airlangga menegaskan tidak hanya Indonesia yang berpotensi punya keanggotaan ganda dalam blok ekonomi. Ia menyebut salah satu pendiri BRICS, yakni Brasil, juga mendaftar sebagai anggota OECD.
Ia mengatakan proses aksesi Brasil ke OECD bahkan sudah berjalan empat tahun. Sementara itu, Indonesia sudah diproses meski baru mengajukan dalam setahun terakhir ini.
"Kemudian, tentu ada negara-negara di Amerika Latin yang lain. Sehingga dengan demikian yang double keanggotaan bukan hanya Indonesia, tetapi beberapa negara yang lain juga berproses di sana (OECD)," ungkap sang menko.
Ia kemudian menyinggung soal pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba di Istana Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (11/1). Airlangga mengatakan Negeri Sakura bakal membantu menjelaskan posisi Indonesia.
Sang menko mengutip ucapan Presiden Prabowo. Ia menekankan bahwa Indonesia bukan negara yang beraliansi dalam urusan politik, apalagi berpihak pada salah satu kekuatan.
Di lain sisi, Menko Airlangga menekankan tak masalah dengan semakin banyaknya keanggotaan Indonesia di berbagai klub ekonomi.
"Artinya, makin banyak klub semakin baik. Contoh, kita masuk Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dengan Eropa itu US$16,6 triliun gross domestic product (GDP)-nya, 27 negara. Bapak Presiden (Prabowo) minta kita selesaikan IEU-CEPA dalam satu semester ini," jelasnya.
"Amerika kalau marah tidak marah (Indonesia gabung BRICS), itu relatif. Tetapi kalau dengan yang hari ini (Presiden Joe Biden) itu sudah paham. Karena pada waktu pertemuan Pak Presiden (Prabowo) ke Washington sudah juga jelas dan dalam statement yang dikeluarkan dari White House menyatakan bahwa mereka mendukung proses Indonesia untuk menjadi anggota OECD," tutup Airlangga.
(skt/agt)
komentar
Jadi yg pertama suka