Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Wamendag Bicara Kans Nikel RI Menang Gugatan WTO usai Menang di Sawit
CNN EKONOMI   | 8 jam yang lalu
7   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti buka suara soal peluang Indonesia menang melawan gugatan Uni Eropa terkait nikel di World Trade Organization (WTO).
Hal itu disampaikan usai Indonesia memenangkan gugatan di WTO untuk komoditas kelapa sawit.
Menurut Roro, keoknya Eropa di WTO terkait sawit menjadi angin segar bagi Indonesia kembali melawan untuk nikel, setelah sempat kalah gugatan pada Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau itu kita nanti lihat berprosesnya aja kali ya. Jadi kita lihat prosesnya seperti apa, yang jelas kita punya tim negosiator yang ada di WTO. Harapannya apapun keputusannya kita bisa selalu mencari dan mendapatkan jalan keluarnya," ujar Roro ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (17/1).
Sengketa nikel Indonesia di WTO terjadi imbas kebijakan larangan ekspor bijih nikel pada 2020. Tindakan yang diambil oleh Presiden ke-7 Joko Widodo kala itu tidak diterima oleh Uni Eropa sehingga mengajukan gugatan.
Pada Oktober 2022, Indonesia dinyatakan kalah dalam gugatan. Lalu, pemerintah mengajukan banding pada 8 Desember 2022 dan sampai saat ini prosesnya tak kunjung dilaksanakan.
Sementara, untuk sengketa sawit akhirnya dimenangkan oleh Indonesia. Putusan WTO ini menunjukkan bahwa diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa kepada kelapa sawit Indonesia terbukti benar adanya.
"Kemarin kita menang di WTO untuk kelapa sawit. Itu membuktikan bahwa dalam kasus kelapa sawit dan biodiesel, diakui (bahwa) Eropa melakukan diskriminasi terhadap Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (17/1).
"Kemenangan ini merupakan bukti bahwa Indonesia, kita bisa fight dan menang. Sehingga biodiesel yang sekarang kita ambil sebagai sebuah kebijakan, itu mau gak mau dunia harus menerima," tegasnya.
(ldy/sfr)
komentar
Jadi yg pertama suka