Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Ketua Umum APTISI Sepakat Perguruan Tinggi Kelola Izin Usaha Tambang, Berikut Sosok Budi Djatmiko
TEMPO BISNIS   | Januari 28, 2025
3   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Budi Djatmiko mengajukan gagasan revolusioner untuk mengatasi tantangan pembiayaan di perguruan tinggi.
Budi Djatmiko mengusulkan agar perguruan tinggi diberikan hak untuk mengelola konsesi lahan tambang. Menurutnya, hasil tambang tersebut dapat digunakan untuk mendukung operasional kampus, membayar gaji dosen, hingga meringankan biaya kuliah mahasiswa.
“Hasil tambang bisa digunakan untuk operasional kampus, gaji dosen, dan uang kuliah mahasiswa,” kata Budi.
Melalui Budi Djatmiko, APTISI mendukung pemberian izin usaha pertambangan khusus. Ketua Aptisi Budi Djatmiko telah mengusulkan agar kampus terlibat dalam pengelolaan tambang jauh sebelum Prabowo Subianto disumpah menjadi presiden.
Dalam pertemuan para guru besar dengan Prabowo dan adiknya, Hashim Djojohadikusumo, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, sebelum pelantikan presiden, Budi mempresentasikan manfaat kampus mengelola tambang. “Banyak kampus memiliki sumber daya manusia mumpuni untuk mengelola tambang,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 22 Januari 2025.
Gagasan ini pertama kali ia sampaikan kepada Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, pada 2016. Saat itu, ia mengungkapkan keprihatinannya terkait sumber daya alam yang dikelola oleh pihak asing. Budi menilai, alih-alih dikelola oleh pihak luar, lebih baik sumber daya tersebut dimanfaatkan oleh perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut Budi, perguruan tinggi memiliki kapasitas dalam bentuk kompetensi dan sumber daya manusia untuk mengelola konsesi tambang. Ia juga menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak akan mengambil keuntungan pribadi dari hasil tambang tersebut. Sebaliknya, hasil tambang akan digunakan secara transparan untuk mendukung keberlangsungan pendidikan di Indonesia.
Budi juga menyarankan adanya kerja sama antara perguruan tinggi dan pengusaha tambang dalam pengelolaan sumber daya ini. Namun, ia mengakui bahwa usulan ini belum mendapat tanggapan serius dari Presiden Jokowi saat itu.
Profil Budi Djatmiko
Budi Djatmiko lahir di Brebes pada 16 September 1964. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang sangat beragam dan mengesankan. Budi menyelesaikan berbagai program sarjana (S1), termasuk di bidang Matematika (ITB), Manajemen (Universitas Terbuka), Statistik (Universitas Terbuka), serta Teknik Manajemen Industri (Universitas Pasundan Bandung) pada tahun 1987.
Ia menyelesaikan dua program magister (S2) di bidang MBA Teknologi (ITB) dan Magister Administrasi Bisnis (UNPAD Bandung) pada tahun 2000. Tidak berhenti di situ, ia berhasil meraih dua gelar doktoral (S3), yakni di bidang Ekonomi Pembangunan (Universitas Indonesia) dan Manajemen Stratejik (Universitas Padjajaran Bandung) pada tahun 2004.
Dalam perjalanan kariernya, Budi telah memegang berbagai posisi strategis, seperti:
- Pendiri dan Ketua Pembina Rumah Yatim dan Tafizh Quran Madani (1997 – sekarang).
- Guru Besar Bidang Inovasi dari Pemerintah China (2005).
- Ketua APTISI Jawa Barat (2012 – 2014).
- Dewan Pembina Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Barat (2022 – sekarang).
- Direktur Utama PT Hafara Indonesia (1999 – 2005).
- Komisaris Utama di beberapa perusahaan, termasuk PT Kualitas Nasional Indonesia dan PT Edu Sarana Informatika.
Terakhir, Budi dilantik sebagai Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat pada 2016, posisi tersebut masih dipegangnya hingga sekarang.
komentar
Jadi yg pertama suka