Ekonomi & Bisnis
BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, Pemprov Jakarta Siapkan Modifikasi Cuaca
TEMPO BISNIS
| 16 jam yang lalu
3 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kondisi cuaca ekstrem berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di Provinsi Jawa Tengah pada akhir Januari hingga Februari 2025.
Dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi yang digelar bersama Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebagian besar wilayah Jawa Tengah akan mengalami puncak musim hujan hingga Februari. Namun, puncak musim hujan ini tidak serempak, terjadi bertahap mulai November, Desember, Januari, hingga Februari. Hal ini membuat potensi bencana, seperti yang terjadi di Pekalongan, masih bisa terjadi. Oleh karena itu, langkah antisipasi terus kami tingkatkan,” ujar Dwikorita di Semarang, seperti disiarkan situs BMKG, Rabu, 29 Januri 2025.
Dwikorita mengatakan bahwa intensitas curah hujan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh kombinasi aktif beberapa fenomena atmosfer global, seperti La Nina lemah, Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang ekuatorial Kelvin dan Rossby.
Kondisi ini diperkuat oleh fenomena astronomis, seperti fase bulan baru, yang menciptakan potensi peningkatan curah hujan, angin kencang, hingga gelombang tinggi di wilayah pesisir. Selain itu, kelembapan udara yang sangat basah serta aktivitas konvektif lokal turut memicu pembentukan awan hujan yang menjulang tinggi. Semua faktor ini menjadi pemicu utama peningkatan risiko bencana seperti banjir, tanah longsor, banjir rob, dan angin kencang di sejumlah wilayah Jawa Tengah.
Menurut data BMKG, seluruh wilayah Jawa Tengah telah memasuki musim hujan sejak Desember 2024, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025. Dwikorita menekankan bahwa curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat akan terjadi di berbagai wilayah, terutama di kawasan rawan bencana seperti Pekalongan, Batang, dan Boyolali.
Selain ancaman hujan ekstrem, BMKG juga mengidentifikasi potensi banjir rob yang dapat melanda kawasan pesisir utara dan selatan Jawa Tengah. Dalam rapat koordinasi tersebut, Dwikorita menekankan bahwa upaya mitigasi bencana harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga masyarakat.
Penjabat Gubernur Nana Sudjana menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengambil langkah-langkah antisipasi, termasuk memetakan jalur evakuasi, memastikan kesiapan drainase di kawasan rawan longsor, dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat hingga tingkat desa. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti website, aplikasi InfoBMKG, dan media sosial.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) kemungkinan akan kembali diterapkan untuk mengurangi dampak curah hujan ekstrem di wilayah-wilayah tertentu. Sebelumnya, TMC telah berhasil dilaksanakan di beberapa daerah untuk mengendalikan intensitas hujan dan meminimalkan risiko banjir.
Dwikorita juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap tanda-tanda awal bencana, seperti retakan tanah, rembesan air dari lereng, atau pohon yang tiba-tiba miring. Jika tanda-tanda ini terdeteksi, masyarakat diimbau segera meninggalkan lokasi rawan dan melapor kepada pihak berwenang.
Hujan deras juga melanda Jakarta dan sekitarnya pada Selasa malam, 28 Januari 2025, sampai Rabu. Akibatnya, pada Rabu pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan 54 RT dan 23 ruas jalan di Jakarta terendam banjir.
Pada siang hari, genangan telah mereda di beberapa wilayah sehingga RT yang masih terendam banjir berjumlah 34 RT serta 16 ruas jalan. Wilayah yang terendam banjir itu tersebar di Jakarta Barat dan Jakarta Timur dengan ketinggian air 10 hingga 80 sentimeter.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyebutkan curah hujan yang terjadi pada Selasa, 28 Januari 2025, melampaui kapasitas saluran air, baik utama maupun pendukung, sehingga menyebabkan banjir pada sejumlah lokasi.
Teguh mengatakan, curah hujan pada Selasa malam mencapai sekitar 368 milimeter, sementara saluran air, baik yang utama maupun pendukung hanya bisa menampung curah hujan 100 hingga 150 mm per hari.
"Di stasiun pengamatan hujan Kemayoran itu tercatat 368 mm. Infrastruktur utama sebenarnya maksimal hanya mampu 150 mm per hari, kemudian untuk saluran penghubungnya hanya mampu 110 mm," katanya seperti dikutip Antara.
Kendati demikian, penanganan banjir di Jakarta relatif lebih baik dibandingkan sebelumnya, sehingga kondisi banjir seperti awal tahun 2020 tak terulang. Pada 1 Januari 2020 itu, curah hujan mencapai 377 mm.
Teguh mengatakan Pemprov DKI mengerahkan seluruh sumber daya yang ada guna menangani banjir, termasuk pompa air dan pemeriksaan saluran air.
"Untuk beberapa daerah lain, kami kirimkan pompa, kami kirimkan mobil-mobil damkar (pemadam kebakaran) untuk menyedot air. Seperti tadi malam (Selasa), sekitar jam 23.30 WIB kami kirimkan dua mobil damkar untuk di perempatan Cempaka Mas," katanya.
Tingginya curah hujan yang masih berpotensi terjadi, membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan kembali melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) bila BMKG menyatakan cuaca ekstrem bakal terjadi.
"Kami rencanakan dalam 2-3 hari ini (melakukan modifikasi cuaca). Sepanjang memang nanti kita melihat cuacanya lebat, mengarah ekstrem, kami akan lakukan (OMC)," kata Teguh Setyabudi.
BMKG memprakirakan seluruh wilayah administrasi Jakarta diguyur hujan pada Kamis pagi ini, 30 Januari 2025.
BMKG melalui laman media sosial resminya, mengemukakan wilayah Jakarta Barat diguyur hujan dengan intensitas ringan sejak pagi pukul 07.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB wilayah itu diprediksi berawan tebal, lalu kembali dilanda hujan dengan intensitas ringan pukul 19.00 WIB.
Jakarta Pusat diprakirakan hujan dengan intensitas ringan pada pukul 07.00 WIB, lalu pukul 13.00 WIB berawan tebal hingga pukul 16.00 WIB. Adapun pada malam hari, sekitar 19.00 WIB, wilayah itu diprediksi hujan dengan intensitas ringan.
Jakarta Selatan dan Jakarta Timur diprakirakan hujan dengan intensitas ringan pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Pukul 16.00 WIB, wilayah itu diprediksi berawan tebal dan kembali diguyur hujan ringan pada pukul 19.00 WIB.
Sementara itu, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu diprediksi mengalami hujan dengan intensitas ringan sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, lalu berawan tebal sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam hari.
Suhu hari ini di Jakarta Barat sekitar 26 derajat Celcius, Jakarta Pusat 26 derajat Celcius, Jakarta Selatan 25 derajat Celcius, Jakarta Timur 25 derajat Celcius, Jakarta Utara 26 derajat Celcius, dan Kepulauan Seribu 27 derajat Celcius.
komentar
Jadi yg pertama suka