Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Tips Ternak Uang dari Investasi Saham
CNN EKONOMI   | 11 jam yang lalu
2   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Investasi saham bisa menjadi salah satu cara efektif untuk 'menanam' uang agar berkembang seiring waktu.
Namun, banyak orang masih ragu karena menganggap saham berisiko tinggi atau bahkan menyerupai perjudian. Padahal, dengan strategi yang tepat, investasi saham bisa menjadi salah satu sumber kekayaan yang menjanjikan.
Perencana keuangan OneShildt Budi Rahardjo menyarankan sebelum mulai berinvestasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan investasi saham. Apakah ingin mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga (capital gain) atau mengincar pendapatan dari dividen?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, investor juga harus memahami profil risiko masing-masing.
"Meskipun secara historis investasi saham memberikan potensi keuntungan terbesar dibandingkan instrumen lain, gejolaknya yang sangat besar serta mudahnya nilainya berfluktuasi akibat berbagai sentimen belum tentu cocok bagi semua orang untuk dimasukkan dalam portofolionya," ujar Budi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (31/1).
Berikut sejumlah tips ternak uang dari investasi saham:

Pastikan profil risiko yang sesuai

Saham adalah instrumen investasi dengan fluktuasi harga yang tinggi. Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho menegaskan bahwa sebelum mulai berinvestasi, pastikan bahwa profil risiko Anda agresif, bukan moderat atau konservatif.
Investor agresif lebih tahan terhadap gejolak pasar dan siap menghadapi potensi kerugian jangka pendek demi keuntungan jangka panjang.
Jika seseorang memiliki karakter konservatif, maka sebaiknya hanya menyisihkan sebagian kecil portofolionya untuk saham, dan lebih banyak di instrumen yang lebih stabil.
Sementara bagi investor agresif, saham bisa mengambil porsi hingga 80 persen-90 persen dalam portofolio investasi, terutama jika tujuannya adalah jangka panjang, seperti dana pensiun di atas 10 tahun.

Gunakan uang dingin

Salah satu prinsip utama dalam investasi saham adalah menggunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Andi menekankan bahwa dana yang diinvestasikan sebaiknya tidak membuat seseorang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan begitu, investor tidak akan panik jika harga saham turun dalam jangka pendek.
"Uang yang akan diinvestasikan adalah uang dingin, dalam artian uang yang bila sedang diinvestasikan tidak membuat kita enggak bisa makan atau memenuhi kebutuhan hidup lainnya," ujar Andi.

Pelajari fundamental dan teknikal saham

Andi mengatakan investasi saham bukan perjudian, sehingga perlu pemahaman yang cukup sebelum terjun ke dalamnya. Dua pendekatan utama dalam menganalisis saham adalah:
Analisis fundamental: Melihat kinerja keuangan perusahaan, prospek bisnis, dan manajemen.
Analisis teknikal: Menggunakan grafik harga dan indikator teknis untuk menentukan waktu beli dan jual saham.
Dengan memahami kedua aspek ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan menghindari spekulasi berlebihan.
Bersambung ke halaman berikutnya...

Hindari FOMO dan keserakahan

Menurut Andi, salah satu kesalahan terbesar investor adalah FOMO alias Fear of Missing Out, yaitu membeli saham hanya karena sedang naik tanpa analisis yang jelas.
Selain itu, keserakahan juga bisa menjadi jebakan, misalnya menahan saham terlalu lama demi keuntungan lebih besar, padahal ada sinyal untuk menjual. Oleh karena itu, kata dia, disiplin dalam strategi investasi sangat penting.

Terapkan manajemen keuangan disiplin

Dalam investasi saham, manajemen keuangan sangat krusial. Andi menyarankan agar investor menetapkan sendiri batas taking profit (mengambil keuntungan) dan cut loss (membatasi kerugian).
Dengan aturan yang jelas, investor bisa menghindari keputusan emosional yang dapat merugikan.

Mulai dengan nominal yang sesuai

Tidak ada angka pasti berapa uang yang harus diinvestasikan ke saham, karena tergantung pada beberapa faktor, seperti:
Dana yang tersedia: Sisihkan dari penghasilan yang tidak digunakan untuk kebutuhan mendesak.
Harga saham yang akan dibeli: Saham di Bursa Efek Indonesia bisa dibeli dalam satuan lot (100 lembar per lot).
Strategi investasi: Bisa dimulai dengan 30 persen-50 persen dari modal yang dialokasikan, lalu ditambah secara bertahap setelah memahami pola pergerakan saham.
Budi menambahkan besarnya dana yang diinvestasikan juga tergantung pada jangka waktu investasi.
"Semakin panjang dan agresif karakter kita berinvestasi maka dapat semakin besar persentase portofolio kita dalam bentuk saham," ujarnya.

Kelola sendiri atau percayakan ke broker?

Investor bisa memilih untuk mengelola portofolio sahamnya sendiri atau menggunakan jasa broker atau manajer investasi.
Keuntungan memakai broker atau manajer investasi adalah mendapatkan bantuan dalam trading, terutama bagi yang tidak punya banyak waktu atau kurang memahami analisis saham. Namun, ada biaya jasa yang harus dibayarkan.
Di sisi lain, mengelola sendiri saham memungkinkan investor untuk belajar lebih dalam dan menghindari biaya tambahan. Namun, dibutuhkan waktu dan disiplin untuk memantau pergerakan pasar agar tidak ketinggalan momentum penting.
Menurut Budi, idealnya investor yang memiliki keahlian dan waktu sebaiknya mengelola portofolio sendiri.
Namun, jika tidak memiliki waktu atau pengalaman, investor bisa menggunakan jasa manajer investasi yang terdaftar di OJK, untuk memastikan keamanan dan pengelolaan dana yang profesional.
"Maka kita sebagai investor dapat memilih manajer investasi yang dapat dipercaya dan berkinerja baik dalam pengelolaannya," kata dia.

Pilih jenis saham yang tepat

Bagi pemula, disarankan untuk memilih saham yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas tinggi, seperti:
Saham blue chip: Saham perusahaan besar dan stabil, biasanya termasuk dalam indeks LQ45 atau IDX80.
Saham dengan likuiditas tinggi: Mudah diperjualbelikan, sehingga lebih fleksibel untuk cut loss atau taking profit.
Budi juga menyarankan agar investor menyesuaikan pemilihan saham dengan tujuan investasi. Jika tujuannya adalah pendapatan pasif jangka panjang, maka saham dividen tinggi dari perusahaan besar bisa menjadi pilihan.
Namun, jika ingin mengejar pertumbuhan nilai investasi yang lebih tinggi, investor bisa memilih saham dari perusahaan yang sedang bertumbuh pesat.

komentar
Jadi yg pertama suka