Ekonomi & Bisnis
Target Tinggi, Ini Tiga Langkah Bahlil Tingkatkan Lifting Minyak Nasional
TEMPO BISNIS
| Kemarin, 17:28
8 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan strategi pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak nasional hingga mencapai 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2028-2029. Langkah ini selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan ketahanan dan swasembada energi. “Dalam Asta Cita Presiden Prabowo, ada empat fokus utama, ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi, dan makanan bergizi. Saya kebagian dua tugas, yaitu ketahanan energi dan hilirisasi,” ujar Bahlil dalam Beritasatu Economic Outlook 2025 di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.
Bahlil mengungkapkan strateginya mengejar target lifting minyak yang ditetapkan Presiden Prabowo. Setidaknya, menurut Bahlil ada tiga langkah utama yang akan ditempuh pemerintah yakni, reaktivasi sumur idle, pemerintah akan memanfaatkan kembali sekitar 16 ribu sumur yang saat ini belum beroperasi. Sumur-sumur tersebut masih berada di bawah kendali PT Pertamina (Persero) maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Lalu, mengoptimalisasi sumur eksisting dengan teknologi baru, teknologi enhanced oil recovery (EOR) akan diterapkan untuk meningkatkan produksi minyak dari sumur-sumur yang sudah ada.
Terkahir, percepatan eksplorasi sumur baru, sebanyak 300 sumur yang telah dieksplorasi tetapi belum memiliki plan of development (PoD) akan segera dikembangkan agar produksi dapat meningkat lebih cepat.
Saat ini, produksi minyak nasional masih jauh di bawah kebutuhan dalam negeri. Lifting minyak hanya mencapai sekitar 690 ribu barel per hari, sementara konsumsi mencapai satu juta barel per hari. Akibatnya, Indonesia harus mengandalkan impor, termasuk dari Singapura—negara yang sebenarnya tidak memiliki sumber daya minyak. “Yang lebih ironis, 58 persen impor minyak kita berasal dari Singapura,” kata Bahlil.
Bahlil juga menyoroti perlunya perubahan teknik pengeboran minyak di Indonesia. Ia mencontohkan keberhasilan Amerika Serikat yang mampu meningkatkan produksi minyaknya dari tiga juta menjadi 13 juta barel per hari dengan menggunakan metode pengeboran horizontal.
Pemerintah optimistis bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak dan meningkatkan ketahanan energi nasional. “Selama ini kita masih menggunakan metode pengeboran vertikal. Sementara di Amerika, mereka sudah memakai pengeboran horizontal agar minyak yang tersisa bisa ikut terangkat. Teknologi ini harus kita manfaatkan,” kata Bahlil.
komentar
Jadi yg pertama suka