Ekonomi & Bisnis
Danone Indonesia Sabet ESG Rating 2025 Awards dari CNBC Indonesia
CNN EKONOMI
| 8 jam yang lalu
1 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Danone Indonesia meraih penghargaan Environmental, Social, and Governance (ESG) Rating 2025 dari CNBC Indonesia dalam ajang Sustainability Forum 2025 yang digelar di Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (31/1).
Penghargaan ini diraih berkat komitmen dan inovasi tanpa henti Danone Indonesia dalam menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan dan lebih sehat serta lebih baik bagi masyarakat.
Adapun penghargaan ini diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi CNBC Indonesia, Wahyu Daniel, kepada VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto. Acara ini turut dihadiri oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeringkatan yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia ini menilai perusahaan-perusahaan yang memiliki perhatian lebih, di atas rata-rata industri, atas praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Wahyu Daniel dalam sambutannya menyampaikan, Indonesia sedang menghadapi tantangan global yang berkaitan dengan penerapan prinsip keberlanjutan Environmental, Social, and Governance (ESG) mencakup tiga aspek penting, yaitu perlindungan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.
Menurutnya, aspek-aspek tersebut semakin relevan, mengingat adanya tekanan global untuk mengatasi dampak perubahan iklim, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan tata kelola yang transparan serta akuntabel.
"Tantangan global ini juga mendesak di tengah adanya ketidakpastian ekonomi dunia, tekanan geopolitik, dan krisis lingkungan," ujarnya.
Wahyu melanjutkan, kebijakan iklim yang dihasilkan dari konferensi The Conference of the Parties (COP29) menekankan perlunya integrasi keberlanjutan dalam setiap aspek pembangunan untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Integrasi ini tidak hanya bertujuan melindungi lingkungan, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem yang lebih adil, inklusif, serta mendukung kesejahteraan masyarakat.," katanya.
Di Indonesia, kata Wahyu, penerapan prinsip ESG menunjukkan adanya perkembangan dalam beberapa tahun terakhir.
Di Indonesia, kata Wahyu, penerapan prinsip ESG menunjukkan adanya perkembangan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, perusahaan menyadari perlunya mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam kegiatan operasional mereka.
"Pembiayaan hijau pun muncul sebagai instrumen penting untuk mendukung pergerakan ke arah pembangunan lebih ramah lingkungan dan inklusif. Pembiayaan hijau mencakup investasi pada proyek-proyek strategis, seperti energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, serta teknologi yang mendukung efisiensi dari sumber daya dan pengelolaan limbah," ucapnya.
Katanya, perkembangan penerapan prinsip ESG memang terlihat berprogres. Namun, dia melihat masih ada tantangan dari segi kecepatan dan pemerataan demi implementasi yang lebih optimal.
"Untuk menghadapi tantangan ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dengan berfokus pada upaya mitigasi dampak dari perubahan iklim melalui pengurangan emisi, penciptaan lapangan kerja yang inklusif, serta peningkatan tata kelola yang mendukung," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Vera mengatakan bagi Danone, ESG itu menjadi hal yang sama beriringan dengan bisnis.
"Kita punya komitmen untuk iklim. Kita menargetkan Net Zero Emission pada tahun 2050, kemudian juga positive water balance di 2030," tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, setiap mendesain, ekonomi sirkular harus menjadi elemennya. Selain itu, kata Vera, Danone juga melakukan pertanian regeneratif yang banyak berhubungan dengan kesehatan, pemberdayaan peternak atau petani, serta pengelolaan air.
"Sekalipun ini menjadi beban biaya, tapi kami punya komitmen dan berusaha untuk menjadikannya sebagai value added," katanya.
Vera menyampaikan semua bisnis model yang dilakukan Danone dari hulu ke hilir selalu menghitung berapa jumlah emisi karbon yang dihasilkan. Hal itu bertujuan untuk bisa menciptakan produk yang ramah lingkungan.
Dia mencontohkan kemasan Danone yang sudah menngunakan 100% recycle, di mana jumlah emisi karbonnya juga dihitung.
"Kemudian, kita salah satu industri yang memang punya komitmen untuk bisa memasang solar panel di seluruh pabrik. Saat ini sudah 8 pabrik kita yang menggunakannya dan kita sudah sampai 7 atau 8 pabrik. Kita pasti akan lanjutkan dengan 24 pabrik, tapi tentunya kita juga butuh kebijakan yang mendukung," ucapnya.
Baru-baru ini, guna menunjukkan konsistensi dalam membawa kebaikan untuk masyarakat dan lingkungan lewat bisnisnya, Danone Indonesia yang terdiri Danone-AQUA dan Danone Specialized Nutrition Indonesia juga berhasil mendapatkan sertifikasi B Corporation atau B Corp.
B Corp merupakan sertifikasi untuk perusahaan yang memenuhi standar tinggi dalam hal kinerja sosial dan lingkungan secara keseluruhan, transparansi dan akuntabilitas, yang diberikan oleh B Lab, sebuah lembaga non profit yang fokus mendorong perusahaan profit untuk meningkatkan dampak positif dari kegiatan usahanya, menjadikan sebuah bisnis sebagai kekuatan untuk kebaikan.
(inh/inh)
komentar
Jadi yg pertama suka