Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Media Jepang
Canggih! Tempat Sampah di Kyoto Ini Bisa Memadatkan Sampah secara Otomatis
JAPANESE STATION   | 17 jam yang lalu
3   0    0    0
Berita Jepang | Japanesestation.com
Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, Kyoto telah memperkenalkan tempat sampah canggih yang mampu memadatkan sampah secara otomatis.
Untuk mencegah kebiasaan turis membuang sampah sembarangan di lokasi-lokasi wisata populer, Pemerintah Kota Kyoto sebelumnya telah menempatkan sekitar 300 tong sampah.
Memanfaatkan tong sampah yang diberikan oleh perusahaan pengelolaan sampah Kinoshita Kansei Inc. yang berlokasi di kota Otsu, Prefektur Shiga, kota ini telah mengubahnya menjadi tempat sampah pintar mulai Maret 2023.
Tempat sampah inovatif ini menggunakan panel surya untuk mendeteksi ketika mereka mendekati kapasitas dan kemudian memadatkan isinya sekitar 20%.
Tempat sampah pintar dipasang di Distrik Higashiyama, Kyoto
Tempat sampah pintar dipasang di Distrik Higashiyama, Kyoto pada 14 Februari 2025 (Mainichi Shimbun).
Baru-baru ini empat belas tempat sampah baru telah dipasang di tujuh lokasi di Distrik Higashiyama Kyoto, khususnya di Gion, menggantikan semua tempat sampah sebelumnya. Lokasi-lokasi tersebut termasuk tempat di dekat Teater Minamiza di sebelah barat dan Kuil Yasaka di sebelah timur.
Melansir melalui Mainichi Shimbun, Koichi Minami, seorang eksekutif berusia 42 tahun di Aer Leasing Corp, sebuah perusahaan pembiayaan penerbangan yang berbasis di Fukaya, Prefektur Saitama, mengungkapkan motivasinya untuk menyumbangkan delapan tempat sampah.
Ia menyebutkan bahwa setelah mengetahui tentang isu overtourisme di televisi, dia ingin berkontribusi. Minami, yang mengagumi jalanan Kyoto yang indah, mengatakan bahwa ia senang mendukung inisiatif ini.
Kepadatan wisata di distrik Gion, Kyoto, telah menjadi perhatian yang semakin meningkat, karena banyaknyaa pengunjung yang mengotori tempat dan mengganggu kondisi sekitar. Jalan-jalan sempit yang secara tradisional merupakan rumah bagi budaya geisha dan arsitektur bersejarah, sering kali dipadati oleh turis, sehingga menimbulkan masalah seperti sampah yang berlebihan, kebisingan, dan gangguan bagi penduduk.
Sebagai tanggapan, kota ini telah menerapkan langkah-langkah seperti melarang turis masuk ke gang-gang kecil, dan solusi pengelolaan sampah yang inovatif untuk menyeimbangkan pariwisata dengan pelestarian warisan budaya Gion.
komentar
Jadi yg pertama suka