Ekonomi & Bisnis
Indonesia dan NT Australia Perkuat Rantai Pasok Mineral Kritis
TEMPO BISNIS
| 12 jam yang lalu
1 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menjalin kerja sama dengan Northern Territory (NT) Australia dalam pengembangan rantai pasok mineral kritis dan strategis. Langkah ini diklaim akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global sekaligus mendukung diversifikasi pasokan mineral NT Australia.
Wakil Menteri Luar Negeri RI Arie Havas Oegroseno menilai diversifikasi kemitraan dengan negara bagian yang memiliki kapasitas industri mineral kritis merupakan strategi yang perlu diperluas. "Nota Kesepahaman ESDM dengan NT Australia ini dapat menjadi model bagi Indonesia untuk menggandeng negara bagian strategis lainnya di Australia," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Ahad, 23 Februari 2025.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan, kerja sama ini selaras dengan Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang baru disahkan. Menurutnya, kebijakan pengelolaan minerba bakal diarahkan pada keseimbangan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
"Fokus utama adalah mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja dengan prioritas pada penelitian, inovasi, serta eksplorasi untuk memperkuat ketahanan cadangan mineral," kata Dadan dalam keterangan resmi, Ahad, 23 Februari 2025.
Dadan mengatakan, dekarbonisasi industri pertambangan menjadi bagian dari kerja sama ini, termasuk penerapan energi terbarukan, elektrifikasi operasi tambang, serta teknologi berkelanjutan. Indonesia juga menerapkan langkah-langkah untuk melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga ekosistem alam.
Menteri Perdagangan, Bisnis, dan Hubungan Asia NT Australia Hon Robyn Cahill berharap implementasi segera dilakukan. "Kami memiliki sumber daya yang terus berkembang, dengan cadangan dan peluang baru yang ditemukan setiap hari, terutama di sektor mineral kritis. Banyak organisasi dan bisnis menunjukkan minat investasi di wilayah kami," katanya.
Nota Kesepahaman ini telah ditandatangani pada 12 November 2024. Sebagai langkah awal implementasi, pada April 2025 akan digelar Roadshow Mineral Indonesia-NT Australia yang melibatkan kunjungan perusahaan tambang Indonesia ke NT. Sementara itu, pada Mei 2025 dijadwalkan kunjungan ke Sulawesi (Sorowako dan Morowali) atau Maluku (Teluk Weda).
Selain itu, tahun depan juga akan dilakukan studi bersama terkait eksplorasi teknologi pengolahan dan pemurnian mineral untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. Kerja sama ini juga mencakup pengembangan keahlian tenaga kerja melalui program pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
komentar
Jadi yg pertama suka