Ekonomi & Bisnis
Menteri BUMN Bantah Ada Rebutan Kekuasaan dengan Bos Danantara
CNN EKONOMI
| 16 jam yang lalu
3 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri BUMN Erick Thohir membantah ada saling berebut kekuasaan dengan Kepala Badan Pelaksana Investasi Danantara Rosan Roeslani soal pembagian tugas kedua instansi.
Erick yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas Danantara menegaskan hadirnya Danantara membuat proses bisnis berjalan lebih cepat dari biasanya. Misalnya, tak perlu lagi dividend policy yang harus melalui persetujuan sana-sini karena semuanya langsung terpusat di tangan Rosan.
"Saya cuma, 'Oke, Pak Rosan'. Tinggal investasinya apa, visinya apa, gitu. Seakan-akan di publik ini, jangan-jangan perebutan kekuasaan (di Danantara), enggak! Kita orang market, kita sama-sama orang private sector, dan kita mengerti job-nya (tugas masing-masing)," beber Erick dalam CNBC Economic Outlook 2025 di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick menegaskan pembagian tugas antara ia dan Rosan akan menyesuaikan peraturan perundang-undangan. Badan baru ini diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN.
Ia lantas menegaskan tak semua hal yang dilakukan Rosan harus melalui persetujuannya sebagai dewan pengawas Danantara. Erick bahkan sempat berkelakar andai semuanya perlu melalui meja dewan pengawas, bisa-bisa Danantara tak bergerak.
"Mana yang harus approval bersama atau saya approval. Hal-hal seperti ini yang saya rasa justru menjadi percepatan. Ini hal yang positif. Selama ini kami di (Kementerian) BUMN tidak punya luxury itu," tuturnya.
"Ini yang sebagai catatan paling penting, jangan dikonotasikan negatif seakan-akan ini seperti itu. Justru ini konteksnya korporasi. Kita itu kementerian yang sangat korporasi, bukan birokrasi," imbuh Erick.
Di lain sisi, CEO Danantara Rosan Roeslani mengklarifikasi isu liar yang beredar terkait aset BUMN. Ia menegaskan uang yang dipakai untuk berinvestasi berasal dari dividen perusahaan pelat merah.
Ia menekankan Danantara tak mengambil uang operasional masing-masing BUMN. Rosan mengatakan asumsi di masyarakat adalah salah besar.
"Ini pengertian yang beredar, oh, nanti duit dari Bank Mandiri, BNI, kita ambil buat investasi'. Itu adalah pengertian yang salah, salah total! Justru kita bisa berinvestasi dari dividen, dari keuntungan yang dibagikan, yang selama ini diberikan kepada menteri keuangan. Sekarang dapat kami kelola sendiri untuk investasi," jelas Rosan.
"Bukan dana bank-bank (BUMN) diambil untuk investasi, dari dana-dana masyarakat. Aduh, itu benar-benar sangat-sangat menyesatkan!" tambahnya.
(pta/skt)
komentar
Jadi yg pertama suka