Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Zulhas Ungkap Butuh Minimal 7 Tahun Bangun Food Estate di Luar Jawa
CNN EKONOMI   | 11 jam yang lalu
1   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memperkirakan pembangunan lumbung pangan atau food estate di luar Pulau Jawa bisa memakan waktu 5 tahun hingga 7 tahun.
Ia menegaskan perlu ada pembukaan lahan baru untuk pembangunan lumbung pangan di luar Jawa. Terlebih, Pulau Jawa padat penduduk bahkan sejumlah lokasi telah berada di bawah permukaan laut.
Tak sedikit lahan di Jawa yang juga dialihfungsikan untuk industri sampai perumahan. Zulhas menyebut pergeseran fungsi itu turut menyasar lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, kita memang harus membangun yang baru, yang kita kenal dengan food estate," katanya dalam CNBC Economic Outlook 2025 di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2).
"(Lahan) yang baru harus kita kembangkan, tetapi butuh waktu yang lama. Paling cepat 5 tahun, mungkin 7 tahun paling cepat. Jadi, untuk membangun (lahan pertanian) baru memang harus kita lakukan, tapi waktunya lama," ungkap Zulhas.
Zulhas merinci sejumlah daerah potensial untuk dijadikan lumbung pangan antara lain Merauke, Kalimantan Tengah, sampai Kalimantan Timur.
Sembari menggarap food estate baru, pemerintah bakal memaksimalkan lahan-lahan yang ada, setidaknya untuk komoditas padi.
"Harusnya Pulau Jawa menjadi pusat keuangan, pusat pendidikan, pusat industri kreatif, tapi sekarang menjadi pusat pertanian. Karena separuh lebih, hampir 60 persen hasil pertanian itu masih di Jawa," beber Zulhas.
"Kita mulai dulu lihat berapa sebetulnya luas pertanian kita, minimal untuk padi dulu. Karena padi dan jagung diminta tahun ini (2025) tidak impor lagi. Setelah kita lihat, ternyata luas eksisting sawah kita itu 7,4 juta hektare," tambahnya.
Akan tetapi, Zulhas menyampaikan rata-rata luas panen justru tembus 10 juta hektare. Fenomena ini diklaim terjadi karena beberapa lahan masih sanggup panen lebih dari sekali.
Menurutnya, lahan yang bisa panen hingga dua kali dalam setahun menandakan irigasinya masih memadai. Sedangkan yang cuma sekali panen berarti benar-benar mengandalkan curah hujan.
Oleh karena itu, Menko Zulhas menegaskan pentingnya membenahi irigasi di lahan pertanian. Ia mengklaim uang untuk perbaikan 2 juta hektare irigasi sudah ada di Kementerian Pekerjaan Umum (PU), yaitu senilai Rp22 triliun.
(pta/skt)
komentar
Jadi yg pertama suka