Ekonomi & Bisnis
Ada yang Bandingkan BBM Pertamina-BP-Shell, Erick Beri Apresiasi
CNN EKONOMI
| Kemarin, 03:38
7 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi inisiatif masyarakat yang menggelar uji perbandingan kualitas bahan bakar minyak (BBM) dari berbagai merek, termasuk dari Pertamina.
Ia menilai konten ini sebagai bagian dari introspeksi publik yang bermanfaat bagi transparansi dan persaingan sehat di industri perminyakan.
"Kemarin saya melihat salah satu YouTube anak-anak muda mencoba bensin BP, Vivo, Pertamina, Shell yang diisi 7 liter. Lalu dilihat performanya. BP sekian kilometer, Pertamina sekian kilometer. Nah, itu saya rasa bagus. Karena itu bagian dari introspeksi dari masyarakat," ujar Erick di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Sabtu (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, perbandingan seperti ini mencerminkan kompetisi yang sehat dan menunjukkan bahwa konsumen semakin kritis dalam memilih produk. Ia menambahkan bahwa keterbukaan informasi semacam ini penting untuk mendorong transparansi serta meningkatkan kualitas layanan di sektor energi.
"Dari empat percobaan, ada yang nomor 4, ada yang nomor 3, ada yang nomor 2, ya itu kita bagian dari competitiveness. Nah, apakah campurannya lebih bagus? Saya enggak tahu, saya bukan ahli. Tapi saya rasa dengan era keterbukaan ini, interaksi yang terjadi sangat positif. Karena ini market yang free," kata Erick.
Selain itu, Erick juga menegaskan industri perminyakan perlu dikelola dengan perspektif yang lebih luas, termasuk dalam menjaga ekosistem bisnis SPBU yang tidak hanya dikelola oleh Pertamina, tetapi juga oleh pelaku usaha swasta dan UMKM.
Ia mengingatkan bahwa dalam melakukan perbaikan, perlu ada pendekatan yang objektif dan tidak emosional.
Sebelumnya, isu BBM oplosan mencuat seiring kasus dugaan korupsi pengadaan RON 92 (Pertamax) di Pertamina yang tengah diselidiki Kejaksaan Agung (Kejagung).
Sejumlah pejabat Pertamina dan pihak swasta telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar menyebut pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, tersangka RS melakukan pembelian untuk RON 92 (Pertamax).
"Padahal sebenarnya hanya membeli Ron 90 (Pertalite) atau lebih rendah kemudian dilakukan blending di storage/depo untuk menjadi Ron 92 dan hal tersebut tidak diperbolehkan," katanya.
Kasus ini masih terus dikembangkan oleh Kejagung untuk mengungkap lebih lanjut dugaan korupsi di Pertamina. Total 9 orang telah ditetapkan jadi tersangka dengan tiga di antaranya dari pihak swasta dan 6 dari Pertamina.
(vws)
komentar
Jadi yg pertama suka