Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Ambisi Setop Impor Beras, Pemerintah Bidik Surplus Minimal 5 Juta Ton
TEMPO BISNIS   | 5 jam yang lalu
4   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membidik surplus produksi beras minimal 5 hingga 6 juta ton pada tahun ini. Menurut Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, pemerintah menetapkan target tersebut agar Indonesia dapat terbebas dari impor beras. "Kan produksi itu setiap tahun sekitar 30 hingga 31 juta ton. Kalau ngin betul-betul tidak impor beras, dalam setahun itu harus surplus minimal 5-6 juta ton," ujar Sudaryono dalam keterangan resminya, Rabu, 12 Maret 2025.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Tengah ini mengungkap, produksi beras nasional hingga April 2025 mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sekitar 2,8 hingga 3 juta ton. Menurut dia, Presiden meminta agar tren ini dapat dipertahankan mengingat kondisi sejumlah negara tengah mengalami krisis bahan pangan tersebut. Sudaryono mencontohkan, Malaysia, Filipina, dan Jepang saat ini tengah kekurangan beras.
Karena itu, ujar Sudaryono, rapat bersama Kepala Negara kemarin membahas upaya peningkatan produksi dalam jangka panjang. Pemerintah menargetkan agar Indonesia tak mengimpor beras dengan menjaga surplus tahunan di kisaran 5-6 juta ton.
Untuk memastikan peningkatan produksi, Sudaryono mengatakan, pemerintah menekankan pentingnya percepatan proses pertanian. Ia berharap, petani segera menanam kembali setelah panen agar dalam satu tahun bisa panen hingga tiga kali. "Begitu musim panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jeda antara panen dengan olah tanahnya itu nggak boleh lama," ujar Sudaryono.
Rapat juga membahas peran Koperasi Desa Merah Putih dalam menyalurkan hasil pertanian dan menyediakan kebutuhan petani, termasuk pupuk, pestisida, serta sembako dengan harga terjangkau. Sudaryono menyebut, pemerintah akan mengoptimalkan operasi pasar dan memotong rantai distribusi guna menekan harga bagi konsumen tanpa merugikan petani. “Kalau rantai distribusinya dipotong sehingga tidak ada banyak pihak mengambil untung di setiap pos, kami harapkan harganya baik, di konsumennya baik, bagi produsennya juga baik,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia ini.
komentar
Jadi yg pertama suka