Ekonomi & Bisnis
Frekuensi Perdagangan dan IHSG di Bursa Turun Sepanjang Pekan Lalu
TEMPO BISNIS
| 9 jam yang lalu
6 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia mencatat rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan ini, 10-14 Maret 2025, mengalami beberapa perubahan sebesar 1,48 persen. Pada pekan lalu, rata-rata transaksi harian mencapai 1,10 juta kali, sedangkan pekan ini turun menjadi 1,09 juta kali transaksi.
“Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 1,48 persen,” kata Sekretaris Perusahaan BEI Eko Susanto dalam keterangan tertulis, dikutip Ahad, 16 Maret 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami perubahan sebesar 1,81 persen menjadi berada pada level 6.515,631 dari 6.636,000 pada pekan lalu. Perubahan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa yaitu sebesar 1,87 persen menjadi Rp 11.235 triliun dari Rp 11.450 triliun pada sepekan sebelumnya.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini juga mengalami perubahan, yaitu sebesar 12,94 persen menjadi 17,31 miliar lembar saham dari 19,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami perubahan, yaitu sebesar 28,43 persen menjadi triliun Rp 9,40 dari Rp 13,14 triliun pada pekan sebelumnya.
“Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp 1,77 triliun, dan sepanjang tahun 2025 ini investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 26,04 triliun,” kata Eko.
Mengawali pekan lalu, tepatnya pada Senin, 10 Maret perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka oleh PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI)dalam rangka pencatatan perdana saham. MINE yang tercatat di papan utama bergerak pada industri jasa pertambangan dan menangani berbagai kontrak jasa pertambangan nikel.
MINE menjadi perusahaan tercatat ke-9 yang tercatat di BEI pada 2025 dengan nilai fund-raised sebesar Rp 132,34 miliar. Kemudian KAQI yang tercatat di papan pengembangan bergerak dibidang usaha perawatan, perbaikan, dan perdagangan suku cadang serta aksesori kaki-kaki kendaraan. KAQI merupakan perusahaan tercatat ke-10 yang tercatat di BEI pada tahun 2025 dengan nilai fund-raised sebesar Rp 53,1 miliar.
Pada Senin pekan lalu, BEI juga secara resmi meluncurkan fitur baru Transaksi Repurchase Agreement(Repo) pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA). Peluncuran ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta likuiditas dari perdagangan surat utang dan pasar uang oleh Bank, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Perusahaan Efek. Pengguna Jasa SPPA dapat memperoleh benefit sarana untuk melakukan transaksi Repo menggunakan underlying surat utang khususnya Surat Utang Negara (SUN). Transaksi Repo ini akan melengkapi fitur transaksi outright(jual putus) yang saat ini telah tersedia pada platform SPA BEI.
Selanjutnya pada Jumat, 14 Maret 2025, Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar Berkelanjutan I CIMB Niaga Auto Finance Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT CIMB Auto Niaga Finance mulai dicatatkan di BEI. Suku tersebut dicatatkan dengan nominal pokok Rp 1,6 miliar dan mendapat hasil peringkat AA+ (idn) (Double A Plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam penerbitan ini.
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2025 adalah 23 emisi dari 16 emiten senilai Rp 27,92 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 602 emisi dengan outstanding sebesar Rp 483,20 triliun dan US$ 105,75 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp 6.190,33 triliun dan US$ 502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,41 triliun.
komentar
Jadi yg pertama suka