ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip detikJatim pengendara maupun massa aksi diarahkan melintas ke Jalan Diponegoro jika ingin menuju ke arah tengah kota.

Selanjutnya massa aksi langsung bergerak menuju DPRD Jatim melintasi kawasan tengah kota. Mereka juga berorasi sepanjang jalan.

"Kita ikut pak polisi saja. Mau geruduk kantor DPRD dikawal polisi," kata massa aksi yang berorasi, Kamis (20/3).

"Truk mungkin sekitar 25 unit dengan jumlah massa sekitar 100 orang," ujar peserta aksi bernama Wayan saat dikonfirmasi detikJatim.

Pihaknya mengajukan 3 tuntutan terkait aksi demo itu. Pertama, merevisi masa pembatasan angkutan barang yang tertuang di SKB, dari 16 hari menjadi 8 hari. Kedua, mengecualikan barang ekspor dan impor dari pembatasan.

Lalu yang ketiga, khusus di Jawa Timur, Aptrindo Jatim ingin pembatasan dilakukan hanya 6 hari. Yaitu dari H-3 sampai H+3 lebaran Idul Fitri, karena tidak ada kepadatan di dalam tol.

Tuntutan diajukan karena menurutnya, durasi pembatasan selama 16 hari yang tercantum dalam SKB dianggap terlalu lama dan bisa berdampak buruk bagi iklim bisnis dunia angkutan barang. Selain barang-barang akan terlalu lama menumpuk di pabrik atau pelabuhan, juga membuat kepercayaan buyer luar negeri turun.