Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Bank Jago Cetak Laba Bersih Rp 129 Miliar, Tumbuh 78 Persen
TEMPO BISNIS   | 11 jam yang lalu
6   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mencetak laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 129 miliar selama tahun 2024. Nilai tersebut tumbuh 78 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan perolehan 2023 yang sebesar Rp 72 miliar.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung  menyebut pertumbuhan terjadi di tengah tantangan dinamika ekonomi dan politik maupun global tahun 2024. “Bank Jago berhasil melewati 2024 dengan pencapaian yang positif dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang kuat,” ujarnya lewat pernyataan resmi, Jumat, 21 Maret 2025.
Dari sisi penyaluran kredit, bank digital ini juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Pada akhir 2024, jumlah kredit Bank Jago mencapai Rp 17,7 triliun atau meningkat 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang membukukan nilai Rp 13 triliun. 
Pertumbuhan kredit dicapai melalui kolaborasi dengan mitra seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya. Penyaluran kredit bank menurut Arief tetap berkualitas. Tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) 0,2 persen.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas itu menyebabkan aset Bank Jago tercatat Rp 28,5 triliun. Meningkat 34 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 21,3 triliun. Sementara itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 44,4 persen.
Pada akhir 2024, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 15,3 juta, termasuk 12,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah atau tumbuh hampir 50 persen  jika dibandingkan dengan posisi akhir 2023 yang sebanyak 8,1 juta nasabah. 
Peningkatan pengguna Aplikasi Jago menurut Arief berdampak positif terhadap jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK), yang mencapai Rp 18,8 triliun. DPK tumbuh 56 persen dibandingkan dengan perolehan 2023 yang sebesar Rp 12,1 triliun.
Penyumbang terbesar DPK adalah giro dan tabungan atau current account and savings account (CASA), yakni sebesar Rp 10 triliun atau 53 persen. Sedangkan 47 persen sisanya merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito atau sebesar Rp 8,8 triliun.
komentar
Jadi yg pertama suka