Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Pemerintah Bentuk Satgas Khusus Transisi Energi dan Ekonomi Hijau
TEMPO BISNIS   | Maret 24, 2025
8   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sudah membentuk satuan tugas transisi energi dan ekonomi hijau untuk mencapai target pengurangan emisi. Pembentukan satgas tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 141 Tahun 2025. “Indonesia tetap menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri, hingga 43 persen apabila mendapatkan dukungan finansial internasional di tahun 2030,” tutur dia dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 24 Maret 2025.
Satgas tersebut berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang bertujuan untuk koordinasi antar kementerian terkait. “Satgas ini dibentuk memiliki empat kelompok kerja,” kata Airlangga. Empat kelompok kerja itu ialah Pokja Energi Hijau dan Dekarbonisasi Hulu; Pokja Industri Hijau dan Dekarbonisasi Hilir; Pokja Kemitraan, Pembiayaan, dan Investasi Hijau; Pokja Sosial, Ekonomi, Lingkungan Hidup, dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia.
Sebagai bentuk komitmen untuk program transisi energi Indonesia, Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP) telah diluncurkan pada 2022. Dalam implementasi JETP, pemerintah bekerja sama dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG). Nilai komitmen pendanaan mencapai US$ 20 miliar dolar.
Kemitraan IPG itu ini mulanya dipimpin Amerika Serikat dan Jepang, dengan anggota yang terdiri dari Jerman, Denmark, Inggris, Italia, Kanada, Norwegia, Prancis, dan Uni Eropa. Namun AS menarik dukungannya beberapa waktu lalu dan kini posisi kepemimpinan dipegang bersama oleh Jerman dan Jepang.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini memastikan hengkangnya AS dari program JETP tidak akan mengurangi komitmen 9 anggota IPG lainnya. “Pada pertemuan ini adalah komitmen dari Jerman dan Jepang untuk tetap menjadi co-lead daripada JETP walaupun Amerika mengundurkan diri,” tutur dia.
Ia menegaskan komitmen JETP di Indonesia tetap dilanjutkan dengan target mendukung transisi energi di dalam negeri menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Pada program JETP ini, kata Airlangga, sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan komitmen US$ 1,1 miliar. “Sebanyak 9 proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, 45 proyek menerima hibah sebesar US$ 233 juta, dan IPG juga mengamankan jaminan sebesar US$ 1 miliar melalui multilateral development bank guarantees untuk mempercepat proyek-proyek transisi energi bersih,” ujarnya.
Airlangga mengatakan Indonesia juga telah mengantongi dukungan dari organisasi internasional seperti The Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) dan Bank Dunia atau World Bank.
komentar
Jadi yg pertama suka