Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Media Jepang
Kuil Watazumi Larang Pengunjung Masuk usai Tindakan Serius Turis Asing
JAPANESE STATION   | 14 jam yang lalu
4   0    0    0
Berita Jepang | Japanesestation.com
Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku beberapa turis asing di Jepang telah memicu kekhawatiran, dengan insiden pelanggaran peraturan dan ketidaksopanan terhadap budaya setempat. Kontroversi baru-baru ini terjadi di Kuil Watazumi, sebuah situs suci di Pulau Tsushima, yang kini telah melarang masuknya pengunjung setelah insiden serius yang melibatkan turis asing.
Pulau Tsushima, yang terletak di antara wilayah Kyushu Jepang dan Semenanjung Korea, telah menjadi tujuan populer, sebagian karena penggambarannya dalam video game Ghost of Tsushima. Kuil Watazumi yang terkenal dengan lima gerbang toriinya-dua di antaranya berdiri di laut-telah menarik banyak pengunjung yang ingin menikmati keindahannya yang tenang.
Kuil ini sempat mengalami kerusakan saat terjadi topan pada tahun 2020, sehingga mendorong para penggemar game untuk berkontribusi dalam restorasi. Terlepas dari dukungan ini, kuil tersebut menghadapi tantangan dengan perilaku wisatawan.
Pada 22 Maret lalu, sebuah insiden yang melibatkan turis asing menyebabkan Kuil Watazumi memutuskan untuk membatasi akses. Meskipun rincian spesifiknya tidak diungkapkan, kepala biksu kuil, Shizuka Hirayama, menggambarkan tindakan tersebut melalui akun media sosial-nya sebagai “sangat serius dan tidak dapat dimaafkan.”
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun resmi kuil, Hirayama mengumumkan bahwa, mulai saat itu juga, akses masuk akan dibatasi hanya untuk umat dan jamaah. Selain itu, semua fotografi, videografi, dan streaming langsung dari bangunan kuil, termasuk gerbang torii sekarang dilarang. Kunjungan yang berhubungan dengan pariwisata, termasuk tur bus domestik dan internasional, juga akan ditolak.
Hirayama mengungkapkan dampak emosional yang dialami oleh staf kuil, dengan menyebut “penderitaan mental yang tak tertahankan” karena penodaan tempat suci dan pelecehan verbal dan fisik yang berulang-ulang ditujukan kepada anggota staf. Dia menekankan bahwa insiden semacam itu mengancam kelestarian budaya Jepang, dengan menyatakan, “Arus pariwisata menghancurkan tempat-tempat, benda-benda, dan orang-orang yang dipegang teguh tidak lain adalah runtuhnya budaya Jepang.”
Meskipun penyebab persisnya masih belum diketahui, pengguna media sosial berspekulasi bahwa insiden tersebut melibatkan vandalisme. Ada juga yang menyebut masalah yang sedang berlangsung ini disebabkan oleh perilaku turis yang merokok dan membuang sampah sembarangan di dekat kuil.
komentar
Jadi yg pertama suka