Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Rosan Roeslani Akui Gunakan Headhunter untuk Memilih Pengurus Danantara
TEMPO BISNIS   | Maret 27, 2025
7   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Direktur Utama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, resmi mengumumkan susunan pengurus lembaga yang dipimpinnya, Selasa, 26 Maret 2025. Dalam proses penjaringan dan seleksi nama-nama pengurus, Rosan mengungkapkan pihaknya menggandeng beberapa headhunter atau perusahaan penyedia jasa konsultan perekrutan profesional, baik dari dalam maupun luar negeri.
Rosan Roeslani memastikan bahwa para pengurus terpilih tidak akan merangkap jabatan lain di luar Danantara. Mereka, kata Rosan, sudah meninggalkan posisi terdahulu untuk sepenuhnya fokus mengemban amanah baru di lembaga pengelola dana abadi negara itu. Salah satu contoh yang disebutnya adalah Sanjay Bharwani, Managing Director Human Resources Danantara, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO di Bester & Co.
Menurut Rosan, proses seleksi pengurus dilakukan sangat ketat dengan melibatkan tiga perusahaan headhunter ternama, salah satunya Egon Zehnder, yang dikenal sebagai firma pencari eksekutif tingkat atas berskala internasional.
“Setiap posisi yang dibutuhkan minimal diusulkan tiga nama oleh headhunter. Setelah itu, kami ajukan nama-nama tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mendapat persetujuan,” ujar Rosan. Ia menyebut Presiden tidak menolak satu pun dari nama-nama yang diusulkan. “Beliau menyetujui seluruh nama yang kami ajukan,” katanya.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan headhunter?
Melansir laman investopedia, headhunter adalah individu atau perusahaan yang menyediakan jasa perekrutan tenaga kerja atas nama perusahaan pemberi kerja. Headhunter bertugas mencari dan merekomendasikan kandidat terbaik untuk posisi-posisi strategis di sebuah perusahaan. Karena itu, profesi ini juga sering disebut sebagai executive search atau pencari eksekutif.
Tidak seperti proses rekrutmen biasa yang bisa dilakukan oleh tim internal sumber daya manusia (SDM) sebuah perusahaan, headhunter biasanya dilibatkan ketika perusahaan membutuhkan talenta dengan kualifikasi sangat spesifik atau level tinggi, seperti direksi, manajer senior, hingga posisi strategis di perusahaan maupun lembaga negara.
Para headhunter ini akan mencari kandidat terbaik, bahkan hingga ke perusahaan pesaing sekalipun. Mereka biasanya sudah memiliki jaringan luas dan basis data kandidat-kandidat potensial yang siap direkomendasikan untuk berbagai posisi penting.
Dalam menjalankan tugasnya, headhunter juga tidak jarang menghubungi individu-individu berprestasi yang masih aktif bekerja di perusahaan lain untuk ditawari posisi baru yang dinilai lebih menantang atau memiliki prospek lebih baik. Di era digital saat ini, mereka juga memanfaatkan teknologi internet, media sosial, dan platform rekrutmen daring untuk memperluas pencarian.
Dari sisi bisnis, headhunter umumnya bekerja dengan sistem success fee atau bayaran yang hanya akan diterima jika kandidat yang mereka rekomendasikan berhasil diterima dan dipekerjakan oleh klien. Tarifnya pun cukup tinggi, berkisar antara 20 hingga 30 persen dari total gaji kandidat di tahun pertama. Namun, untuk posisi yang sulit diisi atau membutuhkan keahlian khusus, tak jarang perusahaan membayar retainer fee di awal sebagai bentuk komitmen kerja sama.
Sebagai profesi yang tidak diatur secara ketat dalam hal perizinan, siapa pun sebenarnya bisa menjadi headhunter. Namun, di lapangan, headhunter profesional biasanya bernaung di bawah perusahaan konsultan besar dengan jaringan dan kredibilitas yang teruji, seperti Egon Zehnder yang dipilih Danantara.
Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
komentar
Jadi yg pertama suka