Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
PT Pertamina Geothermal Energy Harap Dapat Dukungan Investasi Danantara di Proyek Energi Panas Bumi
TEMPO BISNIS   | Maret 30, 2025
3   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Julfi Hadi berharap Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek energi panas bumi terbarukan yang tengah dikembangkan oleh PGEO.
Dalam temu media yang digelar di Jakarta pada hari Rabu, 26 Maret 2025, Julfi menegaskan bahwa PGEO memiliki sejumlah proyek menarik yang dapat menjadi target investasi, didukung oleh aset operasi dan pengembangan yang solid.
“PGEO mengharapkan proyek-proyek ini akan dilirik oleh Danantara,” ujar Julfi, dikutip dari Antara 
Ia optimis bahwa proyek-proyek tersebut akan menarik minat Danantara, terutama karena tren bisnis dalam pengembangan pembangkit panas bumi saat ini menunjukkan prospek yang semakin positif.
Meskipun laba bersih PGEO pada tahun 2024 mengalami sedikit penurunan sebesar 1,99 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni mencapai 160,3 juta dolar AS atau sekitar Rp2,65 triliun, perusahaan tetap mencatatkan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah dalam hal produksi listrik dan pendapatan. Kinerja operasional yang meningkat di berbagai wilayah kerja panas bumi menjadi faktor utama yang mendorong pencapaian tersebut.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga tengah mengejar proyek-proyek quick win yang ditargetkan dapat menambah kapasitas sebesar 395 megawatt (MW) dalam dua tahun ke depan.
Beberapa proyek yang sedang dikembangkan antara lain (1) Lumut Balai 2 dengan tambahan kapasitas 55 MW—yang ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada Juni 2025, (2) proyek co-generation tahap pertama yang bekerja sama dengan PT PLN Indonesia Power diharapkan dapat beroperasi pada Desember 2026, dan (3) PGEO juga mengembangkan proyek Hulu Unit 1 dan 2 bersama PT PLN dengan kapasitas tambahan 110 MW yang ditargetkan rampung pada Juli 2027.
Menurut Julfi, investasi dalam sektor geothermal memiliki fundamental bisnis yang sangat kuat. Ia juga menekankan bahwa berbagai insentif yang telah diberikan pemerintah, seperti pengurangan risiko, percepatan proses, serta efisiensi belanja modal (capex), menjadikan proyek-proyek ini semakin strategis. Dengan karakteristik geothermal sebagai sumber energi baseload yang stabil, ia meyakini bahwa sektor ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi investor seperti Danantara.
“Saya perkirakan nanti Danantara akan berinvestasi di proyek-proyek yang bagus. Nah, geothermal ini fundamental bisnisnya sangat bagus,” papar Julfi sebagaimana dikutip dari Antara.  
Profil PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Dilansir dari laman resmi Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina Power Indonesia yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan lain di bawah naungan PT Pertamina (Persero). Dalam upaya mengembangkan bisnis panas bumi secara berkelanjutan, PGE mendirikan PT Geothermal Energi Seulawah pada 31 Juli 2017. Dan pada tahun 2022, PT PGE Lawu mengalami perubahan nama menjadi PGE Kotamobagu.
Indonesia memiliki sekitar 40% dari total potensi panas bumi dunia dan menjadikannya sumber energi terbarukan yang sangat berharga. PGE berkomitmen untuk memanfaatkan potensi ini secara optimal guna mendukung pencapaian target Net Zero Emission. Dengan pendekatan pengelolaan panas bumi yang mencakup seluruh rantai nilai, mulai dari hulu hingga hilir, serta keterlibatan aktif dalam agenda dekarbonasi di tingkat nasional dan global, PGE bercita-cita menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan kapasitas geothermal terbesar secara global.
  • Visi: Menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan kapasitas panas bumi terbesar di dunia.
  • Misi: Mengoptimalkan pengelolaan panas bumi secara menyeluruh, termasuk produk turunannya guna menciptakan nilai tambah, serta berperan aktif dalam mendukung agenda dekarbonasi di tingkat nasional maupun global.
Pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber pembangkit listrik di Indonesia dimulai pada tahun 1974, ditandai dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh Pertamina setelah mengidentifikasi 70 lokasi potensi panas bumi di berbagai wilayah. Untuk melanjutkan pengembangan dan pengelolaan sumber energi bersih, ramah lingkungan, dan terjangkau, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) resmi didirikan pada tahun 2006 dan mengambil peran utama dalam pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia.
komentar
Jadi yg pertama suka