Ekonomi & Bisnis
Turun ke Rempang, Iftitah Sulaiman Berdialog dengan Warga Penolak Transmigrasi hingga Rayakan Lebaran
TEMPO BISNIS
| Maret 30, 2025
6 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara bakal merayakan Idul Fitri di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, besok Senin 31 Maret 2025. Ia merayakan Lebaran di Rempang seiring rencananya melaksanakan program transmigrasi lokal untuk warga terdampak proyek pengembangan Rempang Eco City.
Rencana berlebaran di Rempang sebelumnya disampaikan Iftitah Sulaiman di Kantor Kementerian Transmigrasi pada Senin, 24 Maret 2025. "Saya mau salat di Rempang, mau minta maaf atas perilaku pemerintah di masa lalu,” kata Iftitah Sulaiman.
Iftitah Sulaiman kemudian datang ke Pulau Rempang pada H-2 Lebaran atau pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sebelum Lebaran, ia melakukan sejumlah agenda. Mulai dari pembagian sembako dari Presiden Prabowo Subianto hingga melakukan dialog dengan warga yang setuju maupun menolak program transmigrasi. Pertemuan dengan warga penolak dilakukan di Kampung Pasir Merah dan Kampung Pasir Panjang, Kelurahan Sembulang.
Dalam proses dialog dengan warga yang menolak, Iftitah menyampaikan soal program transmigrasi yang ia gagas. Politikus Partai Demokrat itu mengklaim transmigrasi tidak lagi dilakukan untuk sekadar memindahkan penduduk. Namun, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kami akan membangun kawasan transmigrasi yang di situ tempat tinggal, di situ ada pekerjaan, ada pendidikan, kesehatan, di situ ada masa depan," kata Iftitah Sulaiman saat audiensi di Kampung Pasir Panjang pada Ahad, 30 Maret 2025.
Kendati demikian, Iftitah Sulaiman menyatakan tidak akan memaksa warga untuk ikut transmigrasi. Dia berujar, program transmigrasi harus dijalankan secara sukarela. "Saya tidak dalam rangka untuk membujuk tapi untuk mendengar," ucapnya.
Subhandi, seorang warga Kelurahan Pasir Panjang, menyampaikan warga tidak mau dipindahkan dari tempat tinggalnya karena alasan mata pencaharian. "Kami sudah terbiasa menjadi nelayan," ucap Subandi.
Namun, ia berharap kecipratan program peningkatan kesejahteraan dari pemerintah, yakni dengan diberdayakan melalui program transmigrasi. Subhandi mengatakan warga meminta diakomodasi agar bisa mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada.
Seorang warga lainnya, Sana Rio, mengatakan hal yang diinginkan warga bukan transmigrasi melainkan legalisasi hak atas tanah mereka. Pasalnya, warga sudah menduduki Pulau Rempang secara turun temurun sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. Salah satu buktinya, ia memiliki nenek berusia 105 tahun.
"Kami ingin legalitas," kata Sana Rio. "Rempang ini kosong. Kalau ada warga masuk, silakan. Tapi bukan kami yang harus digeser."
Merespons aspirasi warga, Iftitah Sulaiman mencatat dan berjanji akan mencari jalan keluar. Ia juga meminta warga bersabar. "Pesannya sangat jelas, saya terima, yaitu sejahtera tanpa harus pindah. Ini akan coba kami pikirkan," ujarnya.
komentar
Jadi yg pertama suka