Ekonomi & Bisnis
Rupiah Tertekan Dekati Rp17 Ribu per Dolar AS Gara-gara Tarif Trump
CNN EKONOMI
| 16 jam yang lalu
9 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Berdasarkan data Bloomberg Market, per pukul 11.00 WIB, mata uang Garuda tergelincir 1,23 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.566 per dolar AS pada perdagangan terakhir sebelum libur lebaran, Kamis (27/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan terhadap dolar AS juga terjadi pada mayoritas mata uang Asia. Peso Filipina lunglai 0,85 persen, ringgit Malaysia keok 0,69 persen, Baht Thailand melemah 0,42 persen, dan lira Turki negatif 0,08 persen.
Sementara, dolar Singapura masih mampu menguat 0,03 persen. Penguatan juga terjadi pada kurs dolar Hong Kong yang naik 0,06 persen, dan yen Jepang menguat 0,42 persen.
Adapun kurs mata uang negara maju melemah. Euro tercatat lunglai 0,04 persen dan dolar Australia merosot 0,33 persen. Sementara, poundsterling Inggris menguat 0,01 persen.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah berpotensi tertekan melihat sentimen risk off yang masih sangat kuat dan berlanjut di pasar ekuitas.
"Mata-mata uang emerging yang masih melemah cukup besar pagi ini," terangnya kepada CNNIndonesia.com.
Sentimen risk off, menurut Lukman, dipicu oleh pernyataan Mendag AS yang memastikan tarif impor AS tidak akan ditunda.
"Trump juga hanya mau kesepakatan dengan China apabila defisit bisa diselesaikan," jelasnya.
Lebih lanjut, Lukman memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.750 hingga Rp17 ribu per dolar AS.
(sfr)
komentar
Jadi yg pertama suka