Ekonomi & Bisnis
Krakatau Steel Klaim Tak Terdampak Perang Dagang
CNN EKONOMI
| April 11, 2025
13 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Krakatau Steel mengaku tak ambil pusing dan gentar dengan tarif resiprokal sebesar 32 persen oleh Presiden Donald Trump kepada Indonesia. Sebab, Amerika Serikat (AS) bukan pasar ekspor utama perseroan.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Muhamad Akbar mengatakan kontribusi ekspor baja ke Negeri Paman Sam terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 18 persen.
"Kita jangan melihat terlalu jauh kebijakan Trump ini akan melulu-lantakan industri baja nasional. Kontribusi PDB total kan tidak lebih daripada 18 persen ke US, sisanya itu masih worldwide," ujar Akbar dalam Media Gathering di Kantornya, Jumat (11/4).
Menurutnya, Amerika bukan pasar utama perusahaannya. Negara tujuan ekspor utamanya adalah Italia, Eropa, India hingga Afrika dan ke depannya akan mencari negara lain untuk perluasan pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah melakukan ekspor ke berbagai negara, mulai dari India, Pakistan, hingga Afrika. Dalam menghadapi ketidakpastian global, fokus kami adalah efisiensi menyeluruh dan inovasi di seluruh lini," jelasnya.
Akbar menekankan untuk saat ini perusahaan fokus menghadapi tantangan untuk makin menumbuhkan perusahaan. Apalagi, implementasi tarif Trump ke Indonesia ditunda hingga 90 hari.
"Prinsip saya, kita mari fokus yang depan mata. Tantangan saya bagaimana melakukan efisiensi yang masif, efisiensi di semua lini. Inovasi, terus supaya produktifitasnya tinggi," imbuhnya.
Terkait dengan pelemahan rupiah, ia menyebutkan itu adalah kondisi global yang sering terjadi dan bukan hal baru bagi perusahaan. Saat awal mulai beroperasi pelemahan nilai tukar sudah menjadi tantangan.
"Fluktuasi nilai tukar dari Rp10 ribu, Rp12 ribu, Rp14 ribu hingga Rp17 ribu sudah menjadi hal biasa bagi pelaku industri baja, termasuk Krakatau Steel," tegasnya.
Ke depannya, ia berencana membawa Krakatau Steel tidak hanya fokus pada peningkatan produksi tetapi juga memperkuat kerjasama dengan negara lain untuk membuka pasar perdagangan yang lebih luas.
"Kami aktif dalam berbagai kerja sama bilateral, multilateral, hingga regional. Semua ditujukan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global," pungkasnya.
(ldy/agt)
komentar
Jadi yg pertama suka