Ekonomi & Bisnis
AS-Cina Capai Kesepakatan, Ekonom Wanti-wanti Pembelokan Arus Perdagangan
TEMPO BISNIS
| Mei 14, 2025
7 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi meminta pemerintah mewaspadai pembelokan arus perdagangan (trade diversion) usai Amerika Serikat (AS) dan Cina sepakat memangkas tarif impor. Ia menyebut kesepakatan itu berpotensi menghilangkan sejumlah peluang ekspor dari Indonesia.
“Dengan normalisasi hubungan dagang AS-Tiongkok, beberapa peluang ekspor yang selama ini mengalir ke Indonesia akibat disrupsi tarif bisa kembali direbut oleh Tiongkok,” ujar Syafruddin dalam keterangan tertulis, Senin, 12 Mei 2025.
Pemerintah, ujar Syafruddin, perlu memperhatikan strategi negosiasi bilateral dan peningkatan daya saing domestik agar momentum perdagangan nasional tetap terjaga. Kesepakatan ini menunjukkan pendekatan diplomatik masih memiliki ruang dalam menghadapi tekanan ekonomi global.
Syafruddin mengimbuhkan, pemerintah perlu memanfaatkan peluang penurunan ketegangan dagang ini untuk memperluas pasar ekspor dan memperkuat posisi tawar dalam rantai pasok global. Dengan berkurangnya tekanan harga dari gangguan pasokan dan melonjaknya biaya produksi akibat tarif, dunia usaha Indonesia berpotensi mendapatkan akses yang lebih kompetitif ke pasar global.
Dalam sektor manufaktur, Syafruddin mengatakan, peluang untuk meningkatkan ekspor ke Cina dan AS bisa terbuka jika kedua negara mulai mencari mitra dagang baru untuk menggantikan produk yang sebelumnya terkena tarif tinggi.
Sebelumnya, Cina enggan memulai pembicaraan, menyebut kebijakan tarif Trump sebagai bentuk “pemaksaan sepihak”. Tapi kekhawatiran atas dampak ekonomi dalam negeri—termasuk potensi kehilangan hingga 16 juta pekerjaan akibat terhentinya perdagangan dengan AS—memaksa Beijing untuk lebih fleksibel.
Trump juga menunjukkan tanda-tanda pelunakan. Ia menyebut tarif 80 persen sebagai “angka yang masuk akal”, jauh di bawah 145 persen yang sudah diberlakukan Ini menunjukkan bahwa tekanan politik dan volatilitas pasar dapat mendorong kompromi bahkan dalam strategi yang sebelumnya sangat konfrontatif.
Amerika Serikat dan Cina mengumumkan pada Senin 12 Mei 2025 bahwa mereka telah menyetujui kesepakatan untuk memangkas tarif timbal balik untuk saat ini. Dilansir Channel NewsAsia,dua ekonomi terbesar dunia tersebut berusaha untuk mengakhiri perang dagang yang telah mengganggu prospek global dan membuat pasar keuangan gelisah.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada wartawan bahwa kedua pihak telah menyetujui jeda 90 hari pada tindakan tersebut. Selain itu, tarif akan turun lebih dari 100 poin persentase menjadi 10 persen.
"Kedua negara mewakili kepentingan nasional mereka dengan sangat baik," kata Bessent. "Kami berdua memiliki kepentingan dalam perdagangan yang seimbang, AS akan terus bergerak ke arah itu."
komentar
Jadi yg pertama suka