Ekonomi & Bisnis
COO Danantara Beberkan Alasan BUMN Tak Lagi Dapat PMN
TEMPO BISNIS
| Juni 19, 2025
4 0 0
0
Seiring dengan adanya wewenang itu, kata Dony, tidak akan ada lagi mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah kepada perusahaan BUMN. Hal ini disampaikan Donny dalam IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting di Jakarta, Rabu, 18 Juni 2025.
Sebelum memberikan suntikan modal, menurut dia, Danantara akan menilai rencana bisnis dari perusahaan BUMN tersebut, termasuk dengan proyeksi industrinya. “Dan dalam pemberian equity injection (suntikan modal) kepada perusahaan-perusahaan BUMN itu, tentu kita memiliki parameternya yang cukup dekat,” ujar Dony, seperti dikutip dari Antara.
Ia juga memastikan pemberian suntikan modal kepada perusahaan BUMN akan melewati proses yang berlapis dan ketat, serta melakukan kajian terkait sektor mana saja dan seberapa besar modal yang akan disuntikkan.
“Tentu saja di bagian daripada roadmap Danantara ke depan, sektor-sektor mana saja, kemudian juga seberapa besar jumlah injeksi equity yang akan kita berikan. Itu semuanya melalui proses yang berlapis yang sama ketat,” ujar Dony.
Dengan begitu, seiring wewenang Danantara Indonesia itu, Dony mengatakan mekanisme pemberian PMN dari pemerintah kepada perusahaan BUMN sudah tidak ada lagi.
Dony pun menjamin dalam proses pemberian suntikan modal kepada perusahaan BUMN tidak akan terjadi kongkalingkong antara Danantara Indonesia dengan perusahaan pelat merah terkait. Sebab Danantara dikelola oleh para profesional di bidangnya.
“Saya rasa enggak ya (kongkalingkong), karena kita lihat semuanya profesional, prosesnya juga sangat jelas. Tahapan-tahapannya sampai dengan penambahan equity didampingi oleh profesional-profesional. Jadi saya rasa sangat clear dan sangat transparan,” ujar Dony.
Lebih jauh, Dony mengklaim kepercayaan masyarakat dan pelaku pasar terhadap Danantara Indonesia terus meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini tercermin dari saham-saham dan kapitalisasi pasar (market cap) di pasar modal Indonesia yang bertumbuh.
“Kita lihat saham kita indikatornya terlihat, dari semenjak Danantara ada sampai sekarang on average market cap kita meningkat, itu adalah parameter. Kalau pasar percaya, artinya tercermin daripada masyarakat percaya,” tutur Dony.
Kepercayaan, kata dia, juga tumbuh dari kalangan pelaku pasar individu (ritel) yang terpantau terus bertumbuh di pasar modal Indonesia. “Ritelnya juga tumbuh, sehingga ini cerminan bahwa kepercayaan itu mulai tumbuh dan kami ingin menjaga ini sebaik mungkin."
Ia pun yakin kepercayaan pasar terhadap Danantara bakal terus meningkat seiring waktu. “Pelan-pelan, nanti oh ternyata Danantara itu betul investasinya bagus. Danantara itu ternyata untuk investasi itu tahapannya sulit. Ternyata Danantara itu tidak ada hubungannya mencampur antara pengelolaan BUMN dengan investasi,” ujar Dony.
komentar
Jadi yg pertama suka