Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Bertemu IMF, Sri Mulyani Jamin Defisit APBN Tetap di Bawah 3 Persen
TEMPO BISNIS   | Juni 20, 2025
6   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta -  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjamin defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan dijaga tetap berada di bawah 3 persen, sesuai dengan amanat UU APBN, saat bertemu dengan perwakilan Dana Moneter Internasional (IMF).
Dalam pertemuan dengan First Deputy Managing Director IMF Gita Gopinath, keduanya mendiskusikan soal gejolak perekonomian global yang mendorong tiap negara untuk menjaga pertumbuhan ekonomi masing-masing.
Indonesia, dalam konteks ini, akan menjaga kesehatan APBN sebagai salah satu upaya mengantisipasi berbagai risiko global.
“APBN terus dikelola secara hati-hati dan bijaksana, daya beli masyarakat dilindungi melalui berbagai stimulus untuk mendorong konsumsi rumah tangga. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen akan menjaga defisit tetap terkendali sesuai batas yang ditentukan dalam UU APBN,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
Sri Mulyani menambahkan Indonesia tetap optimistis dalam menyikapi gejolak global, namun tetap memasang sikap waspada.
Hal itu merupakan upaya agar pembangunan Indonesia bisa terus berjalan meski di tengah berbagai risiko yang menantang.
“Semoga dengan sinergi antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, kita dapat menjaga pertumbuhan Indonesia tetap berkelanjutan,” ujar Sri Mulyani.
Pernyataan serupa ia sampaikan saat menghadiri Economic Update 2025 di Jakarta, Rabu, 18 Juni 2025.
Sri Mulyani berpendapat ketidakpastian global saat ini berpotensi memicu pergeseran yang permanen, maka ia mempersiapkan APBN untuk bisa meredam tekanan ke depan.
Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto bergerak dengan ambisi Asta Cita, di mana APBN berperan dalam mendukung program-program di dalamnya.
Ketika berbagai program pembangunan terus berjalan, APBN disiapkan untuk menjadi alat countercyclical yang bisa meredam tekanan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai catatan, APBN mengalami defisit sebesar Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Mei 2025. Pendapatan negara tercatat sebesar Rp 995,3 triliun, sedangkan belanja negara telah tersalurkan senilai Rp 1.016,3 triliun.
Namun, nilai defisit APBN masih jauh dari target yang ditetapkan dalam UU APBN, yakni sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB.
komentar
Jadi yg pertama suka