Ekonomi & Bisnis
Polemik Paket MBG Berupa Bahan Mentah oleh SPPG Tangerang Selatan
TEMPO BISNIS
| 13 jam yang lalu
1 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Ramai di media sosial soal sejumlah paket Program Makan Bergizi Gratis disingkat MBG berbahan mentah yang dibagikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), kepada sisswa/siswi di daerah tersebut untuk lima hari sekaligus.
Berdasarkan unggahan media sosial Instagram @indotoday, isi MBG yang didistribusikan dalam bentuk mentah itu terdiri dari beberapa jeruk dan pisang, serta beberapa kemasan plastik diduga berisi beras, ikan asin, telur puyuh, dan kacang tanah.
Merespons hal ini, Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur A. Basiro, menyampaikan bahwa pendistribusian MBG dengan berbahan mentah itu benar dilakukan oleh pihaknya kepada ribuan siswa di 18 sekolah mulai tingkat PAUD/TK hingga SMA sederajat.
"Ya, kita didistribusikan terhadap 4.075 siswa dalam bentuk mentah itu agar dapat dibawa pulang atau disimpan siswa lebih lama," kata dia, Rabu, 18 Juni 2025 dilansir dari Antara.
Dia menjelaskan bahwa makanan bergizi tersebut dibagikan dengan berbentuk mentahan karena menyesuaikan dengan kondisi sekolah yang saat ini sedang libur atau menjelang class meeting.
Sehingga, dengan begitu penerima MBG, khususnya siswa/siswi sekolah, masih dapat menerima manfaat dari Program MBG itu dengan dibawa ke rumah.
Sehingga, dengan begitu penerima MBG, khususnya siswa/siswi sekolah, masih dapat menerima manfaat dari Program MBG itu dengan dibawa ke rumah.
“Beras diberikan dalam bentuk mentah agar dapat dibawa pulang dan disimpan lebih lama," ujarnya.
Pihaknya juga memastikan bahan pangan mentah yang didistribusikan ke siswa penerima manfaat MBG bukanlah bentuk makanan kemasan. Hal tersebut sebagai upaya menghindari penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta meminimalisir konsumsi ultra-processed food.
Selain itu, menurut dia, bahan makanan mentah yang diberikan nantinya agar bisa dimasak orang tua siswa di rumah, sesuai kebutuhan masing-masing siswa/siswi. "Seperti yang telah ramai dibahas di media sosial, penggunaan makanan kemasan menimbulkan banyak kekhawatiran dari masyarakat. Oleh karena itu dapur kami berkomitmen memberikan makanan real food yang lebih sehat dan alami," ujarnya.
"Sedangkan lauk pauk sudah disiapkan dalam kondisi matang. Kami juga menghindari penggunaan makanan beku, karena khawatir siswa lupa menyampaikan kepada orang tua, yang bisa menyebabkan makanan basi dan tidak dapat dikonsumsi," kata dia.
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tangerang Selatan, Banten, menyebut tidak ada koordinasi antara SPPG dengan pemerintah setempat terkait pendistribusian program MBG berbahan mentah.
"Sepertinya hanya ke sekolah (diberi tahu), kami pun tahu dari pemberitaan. Dan saya tanya ke SPPG lain, cuma ada bahan kering seperti biskuit. Dan itu sama seperti momen bulan puasa, ada biskuit atau energen," kata Kadisdikbud Kota Tangsel Deden Deni, Rabu, 18 Juni 2025.
Adapun, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mengatakan hingga saat ini belum ada kebijakan resmi yang mengatur pembagian MBG berupa bahan mentah selama masa libur sekolah.
"Belum ada kebijakan BGN seperti itu (memberikan menu MBG bahan mentah). Saat ini, BGN masih menyusun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program MBG selama libur sekolah," ujar dia.
komentar
Jadi yg pertama suka