Ekonomi & Bisnis
Prabowo: 2031 Indonesia Swasembada Energi
TEMPO BISNIS
| 13 jam yang lalu
3 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto meyakini Indonesia bisa mencapai swasembada energi. Adapun untuk mewujudkan ini, Indonesia perlu mencapai kapasitas produksi baterai sebesar 100 Gigawatt hours (GWh). Prabowo optimistis target tersebut bisa tercapai dalam waktu lima tahun mendatang.
“Hitungan saya tidak lama. Paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi,” kata Prabowo dalam acara peresmian groundbreaking alam acara peresmian groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, pada Minggu, 29 Juni 2025.
Bagi kepala negara, produksi baterai menjadi hal penting karena swasembada energi akan ditempuh dari swasembada listrik. Terutama, listrik dari tenaga surya. “Dan listrik dari tenaga surya, ya kuncinya adalah baterai,” ucap Prabowo.
Oleh karena itu, Prabowo mengatakan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik di Karawang sebagai proyek bersejarah dan memiliki nilai strategis. Proyek ini dikembangkan bersama oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL). Selain proyek di Karawang, ada lima proyek terintegrasi yang beroperasi di Maluku Utara.
“Bisa dikatakan ini terobosan luar biasa," kata Prabowo. "Proyek ini mungkin harus dilipatgandakan."
Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL digarap dengan investasi senilai US$ 5,9 miliar. Rinciannya, senilai US$ 1,2 miliar untuk ekosistem baterai di Karawang dan US$ 4,7 miliar di Halmahera Timur, Maluku Utara. Adapun lima subrpoyek yang berada di Halmahera Timur, yaitu proyek pertambangan nikel, protek smelter pirometalurgi, proyek smelter hidrometalurgi, proyek bahan bakar baterai dengan produk bahan katoda nickel cobalt manganese, serta proyek daur ulang baterai yang menghasilkan produk nikel cobalt mangan sulfat dan litium serta lithium karbonat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berujar, kapasitas baterai yang akan diproduksi dalam ekosistem industri kendaraan listrik ini akan mencapai 6,9 GWh pada tahap pertama atau pada akhir 2026. Namun, secara total kapasitasnya akan mencapai 15 Gwh atau setara 250 ribu sampai 300 ribu mobil listrik.
“Ini bisa menghemat impor BBM sekitar 300 ribu kiloliter per tahun, kalau hanya 15 GWh,” ujar Bahlil. “Target kita, di sini dengan pasar yang sudah naik untuk baterai PLTS, (kapasitasnya) bisa sampai 40 GWh.”
komentar
Jadi yg pertama suka