Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Apa Rencana Maruarar usai Cabut Ide Perkecil Ukuran Rumah Subsidi?
TEMPO BISNIS   | 9 jam yang lalu
4   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau akrab disapa Ara mengatakan masih akan mencari solusi atas keterbatasan lahan perumahan, setelah mencabut ide memperkecil ukuran rumah subsidi. Ia belum bisa memastikan apakah ukuran rumah subsidi akan tetap menggunakan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 689/KPTS/M/2023 yang berlaku saat ini atau ada opsi lain. 
“Kami pasti akan cari solusi. Kan dasarnya mau dibuat itu karena tanah di kota mahal. Yang kedua, banyak orang, anak-anak muda terutama, ingin punya rumah di kota. Kenapa? Karena soal lokasi menjadi penting,” ujarnya saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, pada Senin malam, 14 Juli 2025. 
Ia mengatakan terbuka dengan aspirasi dan kritik terkait dengan idenya itu. Ara menekankan bahwa gagasan memperkecil ukuran rumah subsidi itu baru berupa draf yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomor/KPTS/M/2025. “Tentu niat baik juga saya harus terbuka, karena itu draf, draf itu diberikan kepada publik untuk dapat responsnya. Kami juga tidak memaksakan,” katanya. 
Menurut Ara, pejabat publik harus berani menyampaikan pandangan ataupun usulan. Namun, juga harus berani membatalkannya jika mendapatkan respons negatif. “Apakah ada yang berkeinginan itu? Pasti ada. Ngapain kami kerjakan pikiran itu kalau tidak ada aspiratornya. Tapi aspirator kan juga mesti diperhatikan hal lain,” kata dia. 
Sebelumnya, Ara menyampaikan pembatalan idenya untuk memperkecil ukuran rumah subsidi ketika rapat kerja bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 10 Juli 2025. 
Ara pun meminta maaf atas idenya itu. “Setelah mendengar begitu banyak masukan, termasuk dari teman-teman anggota DPR Komisi V, maka saya sampaikan secara terbuka permohonan maaf dan saya cabut ide itu,” ujarnya. 
Ia menyadari bahwa ide memperkecil ukuran rumah subsidi itu sebagai ide yang kurang tepat. Ia mengatakan, gagasan untuk kepentingan publik harus dipikirkan dengan lebih baik lagi. “Kami pertama menyampaikan permohonan maaf, saya punya ide mungkin yang kurang tepat, tapi tujuannya mungkin cukup baik, tapi mungkin kami juga mesti belajar bahwa ini ide di ranah publik harus lebih baik lagi, soal rumah subsidi yang diperkecil,” tuturnya. 
Namun menurut Ara, tujuannya memperkecil ukuran rumah subsidi baik. Ia ingin membuka peluang bagi anak muda yang kesulitan memiliki rumah karena mahalnya harga tanah di kota. “Jadi, tujuannya sebenarnya sederhana, karena kami mendengar banyak sekali anak muda yang ingin tinggal di kota, tapi kalau tanahnya di kota mahal, mau diperkecil,” kata dia.
komentar
Jadi yg pertama suka