Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Petrosea Dapat Pinjaman Rp 2,2 Triliun dari BNI
TEMPO BISNIS   | Juli 18, 2025
18   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan bahwa perseroan telah menandatangani perjanjian pinjaman berupa Fasilitas Berjangka Senior dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar US$ 135 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun (kurs Rp 16.271) pada 17 Juli 2025. Pinjaman ini memiliki tenor delapan tahun. 
Sekretaris Perusahaan PTRO Anto Broto mengatakan perjanjian fasilitas ini untuk pembiayaan belanja modal dan komponen operasional perseroan. “Perseroan tunduk pada syarat dan ketentuan Perjanjian Fasilitas. Fasilitas pinjaman yang diterima Perseroan akan digunakan untuk tujuan umum perusahaan termasuk,” katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 18 Juli 2025. 
Dia mengatakan pinjaman ini akan berdampak positif bagi kelangsungan usaha dan kinerja keuangan perseroan. 
Sebelumnya, PTRO juga mengumumkan bahwa pada 14 Juli 2025, perusahaan telah menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Barasentosa Lestari (BSL). Kontrak senilai 3,5 triliun ini mencakup pekerjaan jasa pengupasan dan pemindahan lapisan penutup (overburden removal).
Mining Director PT Petrosea Tbk Iman Darus Hikhman mengatakan dalam kontrak ini perseroannya bertindak selaku kontraktor jasa pertambangan untuk BSL di tambang batu bara di Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. “Perolehan kontrak ini merupakan bagian dari implementasi strategi jangka panjang Petrosea untuk meningkatkan penciptaan nilai melalui ekspansi bisnis dan pengembangan usaha ke wilayah Sumatera Selatan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Juli 2025.
Pada awal tahun ini, Petrosea juga memperoleh kontrak baru di antaranya perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima dengan durasi life of mine dan nilai kontrak mencapai Rp 17,4 triliun. Selain itu, Petrosea menandatangani perjanjian Onshore Early Works EPC untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS & Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,6 triliun dan jangka waktu 24 bulan, serta perjanjian pengadaan dan konstruksi untuk pembangunan tambang Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,8 triliun dan jangka waktu 24 bulan. 
komentar
Jadi yg pertama suka