Ekonomi & Bisnis
Dari Pongkor untuk Indonesia: Jaga Kilau Emas Terangi Ekonomi Negeri
CNN EKONOMI
| 14 jam yang lalu
9 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Lonjakan harga emas di tengah gejolak ekonomi dunia kembali menempatkan komoditas itu sebagai primadona. Roda ekonomi pun bergerak di bawah kilau sang logam mulia yang kian menjadi sorotan.
Melonjaknya permintaan emas sebagai salah satu instrumen investasi yang memberikan keamanan di tengah gonjang-ganjing ekonomi global, membuat kepastian pasokan menjadi sangat krusial.
Di tengah gairah global tersebut, PT Antam Tbk melalui Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor terus mempercepat langkah untuk memastikan pasokan emas nasional tetap terjaga, khususnya dari tambang emas Pongkor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang kini menjadi tumpuan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pongkor merupakan tambang kedua Antam yang tumbuh kian kuat menjadi pusat produksi emas terpenting bagi perusahaan dan juga Indonesia saat umur tambangnya justru mulai mendekati fase akhir. Saat ini, cadangan di tambang tersebut sebanyak 166 ribu ounce atau 5,16 ton emas, sementara sumber dayanya mencapai 649 ribu ounce atau 20,19 emas.
General Manager Gold Mining Business Unit (UBP) Emas Antam Nilus Rahmat mengatakan saat ini, tambang Pongkor memproduksi sekitar 1 ton emas per tahun dan menjadi satu-satunya unit tambang emas yang aktif di dalam portofolio UBP Emas.
Tingginya produksi dan potensi cadangan tersebut membuat Antam terus mengoptimalkan kegiatan eksplorasi di Pongkor. Nilus menegaskan hal itu dilakukan untuk mempercepat pencarian cadangan baru agar kesinambungan produksi tidak terputus.
"Untuk memastikan sumber daya dan cadangan masih ada, tim geologi dan mineral melakukan eksplorasi intensif dari dalam tambang," ujarnya dalam kunjungan Peserta MediaMind ke Pongkor, Kamis (16/10).
Eksplorasi bawah tanah menjadi fokus utama. Izin eksplorasi permukaan seperti Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) masih berproses, sehingga seluruh tim eksplorasi dan pengembangan masih bekerja di ruang yang sama dengan tim operasi. Adapun penjadwalan dan pengaturan area kerja dilakukan ketat agar setiap aktivitas berjalan tanpa mengganggu satu sama lain.
"Sehingga nanti mudah-mudahan setiap tahun ada rekonsiliasi untuk mendapatkan data cadangan yang baru," kata Nilus.
Proyeksi awal menyebutkan cadangan Pongkor akan habis pada 2030. Namun, pemodelan terbaru menunjukkan harapan baru.
"Dengan kapasitas yang ada saat ini, kita masih bisa sampai 2031, bahkan lebih dari 2032," tegas Nilus.
Nilus menambahkan eksplorasi menjadi kunci menjaga ritme produksi di tengah permintaan emas dunia yang terus meningkat. Dengan harga emas yang terus menguji level tertinggi sepanjang masa akibat ketidakpastian ekonomi global, keberadaan pasokan emas nasional semakin krusial.
"Yang jelas, eksplorasi tidak boleh berhenti. Kita pastikan cadangan tetap ada agar produksi bertahan stabil," ujarnya.
Koordinasi erat dengan tim tambang, lanjutnya, merupakan fondasi utama eksplorasi bawah tanah. Ruang kerja yang terbatas harus dimanfaatkan seefisien mungkin tanpa mengorbankan faktor paling penting di dunia pertambangan. "Keselamatan tetap nomor satu," tegasnya.
Untuk memperluas peluang penemuan cadangan, eksplorasi menyasar empat front utama, yakni Gudang Handak; Kubang Cicau; Ciguha; dan Ciurug, area yang dinilai masih menyimpan mineralisasi potensial.
Demi Lingkungan yang Tetap Terjaga
Di tengah dorongan agresif menjaga pasokan emas, Antam juga menata langkah menuju target netral karbon (net zero emission/NZE) 2060.
Menurut Nilus, sebagian besar peralatan kini telah beralih ke tenaga listrik, sementara peralatan berbahan bakar diesel perlahan digantikan dengan pemakaian biosolar hingga 40% untuk menekan emisi. Di Pongkor, bauran energi terbarukan bahkan kini mencapai sekitar 60%.
"Penggunaan biosolar terus kita tingkatkan sesuai arahan pemerintah," katanya.
Sementara itu, pengelolaan lingkungan dilakukan dengan pendekatan beyond compliance, yakni bukan sekadar memenuhi regulasi, tetapi memastikan limbah, jejak operasi, dan potensi gangguan ekosistem diolah dengan standar ketat.
"Kami juga melakukan pengelolaan lingkungan yang beyond compliance, terutama kaitan dengan ESG [environmental, social, and governance]. Kami lakukan upaya-upaya, termasuk juga pengelolaan limbah," jelasnya.
Langkah-langkah ini menjadi penting karena standar keberlanjutan kini menjadi faktor besar bagi investor global, terutama di sektor ekstraktif seperti pertambangan. Antam berupaya memastikan bahwa produksi emas bukan hanya stabil, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan ekologis.
Menurut Nilus, kendati umur operasional Pongkor sangat bergantung pada kegiatan eksplorasi, transformasi energi, efisiensi operasional, dan inovasi teknologi juga menjadi hal yang vital dan tak boleh sedikitpun diabaikan.
Jejak Langkah Sang Pilar Antam
Transformasi tambang emas Pongkor yang kini menjadi salah satu pilar bisnis Antam tak terjadi dalam semalam. Perjalanan panjang mengiringi setiap langkah dan perkembangan tambang tersebut.
Marketing & Communication Bureau Head ANTAM UBPP Logam Mulia Arief Armanto mengatakan eksplorasi awal tambang emas tersebut sudah dilakukan sejak 1974 sebelum ditemukan urat emas dan perak pada 1981.
"Di tahun 1988 kita mulai eksplorasi, kemudian di tahun 1991 kita mulai dengan FS [feasibility study] dan produksi pertama," katanya.
Fasilitas pertambangan pun dibangun pada 1992, termasuk sistem terowongan yang menjadi urat nadi aktivitas tambang di Pongkor.
"Kemudian di tahun 1994 ini plant 1 sudah mulai beroperasi, kemudian di tahun 1997 kita mulai operasi dengan plant 2. Jadi ada dua plant di Pongkor," tuturnya.
Proses penambangan pun tidak mudah. Berlokasi di wilayah pegunungan, berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tambang emas Pongkor yang memiliki area seluas 6.047 hektare cukup sulit dijangkau.
Adapun operasi tambang berlangsung selama 24 jam dengan produksi batuan sekitar 303.000 metrik ton yang mampu menghasilkan sekitar 1 ton emas per tahun.
"Metode kami cut and fill ya, jadi batuan itu kita ambil kemudian kita isi kembali," ujarnya.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Dari Tambang ke Tangan Pelanggan
Arief mengatakan sejak pertama kali didirikan Antam telah banyak berinovasi, sehingga produknya tidak hanya sekadar aset investasi, tapi juga menemani perjalanan banyak masyarakat Indonesia dalam setiap momen indahnya.
Saat ini, emas sudah banyak digunakan dalam momen penting masyarakat, seperti pernikahan, kelahiran anak, hingga kado perayaan Hari Raya Idulfitri. Hal ini tercermin dari berbagai produk Emas Gift Series dengan berbagai tema dan momen yang diluncurkan.
"Untuk mempertahankan positioning sebagai market leader di Indonesia, kami memanfaatkan momentum hari besar dan keagamaan nasional untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan melalui produksi emas tematik bagi pelanggan," ujarnya.
Antam juga terus berinovasi untuk mempermudah masyarakat dengan meluncurkan aplikasi mobile ANTAM Logam Mulia yang dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam membeli, menjual, dan menyimpan emas secara digital melalui perangkat ponsel, sekaligus menghadirkan fitur BRANKAS (Berencana Aman Kelola Emas) yang sebelumnya hanya tersedia di versi web.
"Dengan fitur BRANKAS ini, masyarakat tidak perlu menyimpan sendiri emas fisiknya di rumah, melainkan disimpan dalam ekosistem emas fisik digital Antam," jelasnya.
Menurut Arief, dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, ANTAM sudah banyak dipercaya perusahaan membuat produk custom untuk mengapresiasi setiap momen terbaik mereka.
"ANTAM juga dipercaya untuk dapat membantu client dalam mendukung industri yang mereka miliki melalui produk-produk industri dari ANTAM," tegasnya.
Sejarah UBPP Logam Mulia
Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian (UBPP) Logam Mulia pertama kali didirikan oleh pedagang emas Belgia R.T Brakensiek pada 1930. Lalu, pada 1961, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 281 Tahun 1961 beralih menjadi BUMN dengan nama PN (Perusahaan Negara) Logam Mulia.
Setelah menjadi BUMN, UBPP Logam Mulia kemudian menjadi salah satu unit di PT ANTAM pada 1974 lalu. Kemudian, pada 1979 pindah ke lokasi yang ada di Jalan Pemuda Nomor 1, Pulogadung.
Perjalanan panjang akhirnya berbuah hasil baik. Pada 1999, pemurnian ANTAM Logam Mulia akhirnya terakreditasi London Bullion Market Association (LBMA).
Pada 2017, pelayanan marketing ANTAM beroperasi di Gedung Graha Dipta dan ekspansi Butik Emas ANTAM Logam Mulai hingga 2024 sudah memiliki 20 Butik yang tersebar di beberapa lokasi di wilayah Indonesia.
Tahun selanjutnya, pada 2018, ANTAM Logam Mulia mulai memperkenalkan secure card dan layanan Tabungan Emas Digital bernama BRANKAS (Berencana Aman Kelola Emas).
Lalu, di 2025 ini, ANTAM Logam Mulia kembali berinovasi dengan meluncurkan mobile apps ANTAM Logam Mulia.
"Sampai dengan saat ini, ANTAM konsisten dalam inovasi produk , layanan , dan operasional unggul Logam Mulia," tegas Arief.
Primadona di Tengah Badai
Dengan permintaan yang terus meningkat, Antam optimistis dapat menjaga stabilitas produksi sekaligus memanfaatkan momentum emas yang kembali bersinar sebagai aset primadona global.
Bagaimana tidak, sebagai logam mulia dan aset lindung nilai yang memberikan keamanan (safe haven), emas tidak pernah kehilangan relevansinya di tengah dinamika ekonomi global. Bagi banyak negara, emas bukan sekadar logam mulia, ia adalah fondasi kepercayaan, penyangga stabilitas, dan simbol kekuatan finansial.
Peran itu terlihat jelas dari cara negara-negara besar menyimpannya sebagai cadangan devisa. Amerika Serikat, misalnya, menempati posisi teratas dengan lebih dari 8.000 ton emas di ruang penyimpanan bank sentralnya, disusul Jerman dan Italia yang masing-masing mengamankan lebih dari 3.000 ton dan 2.000 ton lainnya.
Emas menjadi jangkar stabilitas ketika pasar keuangan diguncang ketidakpastian, inflasi melonjak, atau mata uang mengalami tekanan. Hal ini kembali menegaskan peran Antam sebagai produsen emas nasional dalam berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.
Keistimewaan emas memang tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari kelangkaan. Proses untuk mengekstraksi emas dari perut bumi membutuhkan teknologi tinggi, biaya besar, dan waktu panjang.
Dalam hal ini, Antam menjadi pemimpin utama bisnis emas di Tanah Air dengan kemampuan pemurnian hingga 100 ton per tahun dan perak 350 ton per tahun.
Akhirnya, setiap emas yang dihasilkan merupakan perjalanan panjang yang melibatkan eksplorasi, penambangan, hingga pemurnian yang dilakukan dengan ketat tanpa mengabaikan Bumi di mana sumber daya tersebut diambil. Dalam hal ini, Antam hadir sebagai pemain utama yang memastikan setiap gram emas berkontribusi untuk ekonomi Indonesia.
Catatan Redaksi: Tulisan ini dibuat dalam rangka Lomba Jurnalistik MediaMIND 2025.
komentar
Jadi yg pertama suka

