Kami biasanya ke Sushiro, Hamazushi, atau kappa sushi. Ketiga chain ini sudah kami klarifikasi dan tidak mwnggunakan bahan tambahan di su-meshi/shari (nasi), artinya, kalau neta (toppingnya) bahan halal seperti ikan, kerang, dan seafood lainnya, maka insya Allah boleh.

Kalau di Hamazushi, bahkan bisa mengeset dari awal supaya menu di tablet menampilkan tanda alergen yang ingin kita hindari.

Kalau dari kesegaran, tergantung cabangnya juga. Kami menemukan bahwa beberapa temlat Hamazushi lebih segar dari sushiro, tapi di kota lain, sushiro lebih segar neta-nya.

Saya tiba pertama kali di Jepang tahun 2000 melalui bandara Haneda, Tokyo. Saat itu kami ditempatkan di training center Yatsuka, Saitama selama sebulan.

Yang paling menakjubkan bagi saya adalah saat jalan-jalan sekitar training Center dan melihat kebersihan kota dan ketertiban warga saat menyeberang di lampu merah. Mereka dengan sabar menunggu hingga lampu tanda menyeberang menjadi hijau. Budaya itu akhirnya menjadi kebiasaan saya juga dan sering terbawa saat di Indonesia. Beberapa kali saya berdiri di lampu merah dan menunggu lampu penyeberangan yang tidak kunjung berubah menjadi hijau dan tetap merah, hingga akhirnya tersadar kalau memang lampu merah itu cuma buat hiasan kalau di Indonesia. Tapi beberapa tahun terakhir sudah cukup banyak perubahan di tanah air, di Jakarta kebanyakan lampu penyeberangan benar2 berfungsi, walaupun memang di kota lain masih ada yang mati permanen atau merah permanen 😂

Ada banyak mantan kenshusei/jisshusei yang sukses sepulangnya ke tanah air. Ada yang berkiprah di dunia politik, jadi anggota legislatif, ada juga yang jadi manager di perusahaan2 besar di Indonesia, ada pula yang jadi pengusaha dengan omset milyaran rupiah.

Di Indonesia bahkan ada IKAPEKSI, singkatan dari Ikatan Pengusaha Kenshusei Indonesia. Ketuanya pak Edi Maryono yang pernah kita liput di LURAHJEPANG, ada pak Supriyanto dengan bisnis rental forklift dan truk, pak Halim dengan Asahi Family yang bergerak di bidang box, pak Makmur dengan portofolio bisnis yang banyak, dan sederet lagi nama-nama pengusaha sukses yang tadinya kenshusei/jisshusei di Jepang.

Di Osaka seorang mantan kenshusei bernama Cahyadi Asriyadi juga sukses membangun pabrik pengelasan PVC, produknya banyak dipakai pabrik-pabrik besar di Jepang dan mempekerjakan bukan hanya orang Jepang tapi juga orang Indonesia.

Seangkatan saya ada yang meneruskan pendidikan dan lulus ujian pengacara, ada pula yang jadi GM dan pemegang saham perusahaan Jepang, pengusaha pupuk, manager, dll.

Mereka memiliki kesamaan, yaitu pekerja keras, memiliki target, dan tidak foya-foya sebelum mencapai titik tertentu.

Magang itu hanya batu loncatan, jangan menikmati terlalu dini. Menabung dan investasi, untuk itu harus belajar dan bersedia melakukan hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang lain pada umumnya.

Yang terpenting, lulus dulu ke Jepang, selanjutnya jangan khawatir, akan selalu ada jalan, asalkan anda punya tujuan dan cita-cita 😊

Bisa mulai cari info di website ini mas/mbak.

https://www.id.emb-japan.go.jp/sch_rs2024.html

Beberapa tips untuk mencari professor pembimbing :

1. Tentukan universitas yang ditarget, gunakan google untuk mencari informasi. Sekedar pertimbangan, kalau finansial adalah masalah, maka pertimbangkan biaya hidup jika tidak mendapat beasiswa.

2. Cari beberapa profesor di universitas yang ditarget, pelajari track record dan bidang khususnya. Ini akan bermanfaat saat wawancara atau korespondensi dan memastikan bhw anda tahu siapa yg akan jadi pembimbing anda.

3. Kirim email ke profesor-profesor tersebut dan ajukan permohonan untukemjadi mahasiswanya. Jika dosen anda di kampus adalah tamatan Jepang, maka akan lebih mudah tembus dengan menggunakan perkenalan dari dosen itu.

4. Jika dapat approval lebih dari 1 professor, maka cari tahu kondisi di labnya gimana. Jangan sampai anda dapat profesor yg ternyata ngga cocok budaya kerjanya. Cari dan kenalan dengan student2 lewat linnkedin, network, dll.

5. Cari beasiswa (biasanya bisa didiskusikan sama profesornya)

Good luck!

Kegiatan operasional dan layanan publik KBRI Tokyo mulai 4 Desember 2023 telah berada di alamat: 5-2-9 Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo.

Bagi WNI dalam kondisi darurat, silakan hubungi hotline KBRI Tokyo 080-3506-8612 & 080-4940-7419

Nemu informasi ini di salah satu grup WA, semoga bermanfaat:

Layanan Percepatan Satu Hari jadi ( harga 12,700 yen)

Dengan layanan ini pemohon bisa datang kapan saja (pakai QR code yang sudah dimiliki tanggal berapa-pun) layanan mulai jam 10:00 s/d 10:30 pagi dan paspor diterima oleh pemohon sekitar jam 14:00 di hari yang sama.

Bila berkenan menggunakan layanan ini silahkan menghubungi kami melalui WA ke Pelayanan paspor 070-1531-3619 dan e-mail ke immigration@kbritokyo.jp dengan mengirimkan foto QR CODE dan menyebutkan nama lengkap pemohon dan tanggal kedatangan di KBRI Tokyo.

Mohon maaf ya, tampaknya mas/mbak pake aplikasi android versi lama. Android versi baru sedang direview oleh Google PlayStore. Kalau sudah approved, nanti akan muncul pemberitahuan di layar untuk memperbarui 🙏