Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Tanah Air
Hasto PDIP: Edy Rahmayadi Kalau Perang di Depan, Bukan Bapaknya
CNN INDONESIA   | 8 jam yang lalu
10   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai calon gubernur Sumatera Utara nomor urut 2 Edy Rahmayadi sebagai calon pemimpin yang berproses dari bawah dan kerap berperang di barisan paling depan.
Hal ini dikatakan Hasto saat berbicara di depan seribu kader partai yang hadir di rapat kerja daerah khusus (Rakerdasus) pemenangan pilkada Sumut tahun 2024, di Kota Medan, Minggu (6/10).
"Beliau ini, Pak Edy ini sosok pemimpin digembleng dari bawah. Pak Edy ini dididik secara infanteri. Nah kalau infanteri, kalau perang itu di depan. Bukan bapaknya yang di depan," kata Hasto dikutip dalam keterangannya.
Di Pilgub Sumut 2024, PDIP mengusung pasangan Edy-Hasan Hasan Basri Sagala bersama Hanura. Pasangan ini bakal melawan pasangan Bobby Nasution-Surya.
Hasto menjelaskan di dunia militer, infanteri kerap dianggap sebagai 'queen of the battle.' Ia juga memaparkan Edy  tak mungkin menjabat Pangkostrad bila tak menapaki karir dari bawah.
"Jadi Pak Edy ini pemimpin yang berjuang dari bawah, bukan yang dikarbit dan karbitan. Maka pemimpin berjuang dari bawah, itulah makna hakikat kepemimpinan," tegas Hasto.
Hasto juga menekankan bahwa kepemimpinan dari bawah ala Edy Rahmayadi, dilengkapi dengan tradisi doa dan kesejukan Nahdatul Ulama (NU) yang direpresentasikan oleh cawagub Hasan Basri.
"Hasan Basri ini punya tradisi NU yang kuat. Doanya menyejukkan. Kepemimpinan Pak Edy yang berproses dari bawah, berpadu dengan naungan doa kader Nahdliyin, akan menyejukkan Sumatera Utara ini," kata Hasto.
Pada kesempatan itu, Hasto juga mengatakan bahwa seluruh kader PDIP diinstruksikan untuk turun di Pilgub Sumut. Bahkan, seluruh kader PDIP dari Indonesia, yang memiliki keterikatan lahir maupun hidup dengan Sumut, diminta bergotong royong.
"Kebijakan DPP partai, bagi mereka yang sudah pernah meminum air di Sumut ini, wajib memenangkan Pak Edy dan Hasan Basri," kata Hasto.
"Jadi anggota DPR yang pernah meminum air di Sumut ini, harus mau bergotong royong. Karena yang kita hadapi di Sumut ini adalah mereka yang menggunakan modal dana besar, dan yang menggunakan pendekatan kekuasaan," tambahnya.
Hasto juga mengatakan DPP PDIP akan memberi sokongan bagi para kader partai yang diduga diintimidasi oleh aparat supaya tidak bekerja memenangkan calon kepala daerah dari PDIP.
"Kalau diintimidasi, jangan pernah takut. Ketakutan itu adalah ilusi kalau kata Bu Mega," kata Hasto.
Pada kesempatan yang sama, Hasto turut menyampaikan pantun. Salah satu pantunnya berisikan tema kacang lupa pada kulit, yang akhirnya akan menemukan karmanya.
"Ada kacang lupa kulitnya. Cermin rendahnya budi dan etika. Satyam Eva jayate adalah mantra kita. Dengannya, mari menangkan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala," kata Hasto dalam pantunnya.
(rzr/fra)
komentar
Jadi yg pertama suka