Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Tanah Air
Deret Kasus Bunuh Diri Mahasiswa di Lingkungan Kampus
CNN INDONESIA   | 7 jam yang lalu
9   0    0    0
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --
Rentetan kasus dugaan bunuh diri mahasiswa di lingkungan kampus terjadi dalam sebulan terakhir. Teranyar kasus dugaan bunuh diri terjadi di salah satu universitas di Jakarta.
Belum diketahui motif dan alasan korban memilih kawasan kampus untuk mengakhiri hidup. Saat ini kepolisian masih terus menyelidiki kasus-kasus tersebut.
Disclaimer Kesehatan Mental - rev1(Disclaimer Kesehatan Mental. Dok. CNNIndonesia)
Berikut sejumlah kasus dugaan bunuh diri yang terjadi di lingkungan kampus:

Universitas Ciputra Surabaya

Seorang mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya ditemukan meninggal dunia di halaman kampus, Rabu (18/9), sekitar pukul 06.00 WIB.
Mahasiswi berinisial SN (20) diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Gedung Universitas Ciputra kawasan Sambikerep, Surabaya. Barang-barang pribadi korban, termasuk tas, handphone, dan laptop, ditemukan tertinggal di lantai tersebut.
Rekaman CCTV yang dicek oleh pihak kepolisian menunjukkan SN masuk ke area kampus menggunakan sepeda motor sebelum naik lift menuju lantai 20 dan menggunakan tangga darurat ke lantai 22.
Di lantai tersebut juga ditemukan sebuah kursi tepat di depan jendela yang diduga menjadi tempat mendiang melompat.
Kapolsek Lakarsantri Kompol M Akhyar mengungkapkan dugaan motif bunuh diri SN mengarah pada masalah asmara, berdasarkan dari rangkaian pesan yang ditemukan.
SN diketahui mengirim pesan pamit kepada pacar dan teman-temannya melalui WA pada malam sebelum kejadian.
"Petunjuk, diketahui korban ini berpacaran dengan pacarnya sudah tujuh bulan. Pada hari Selasa (17/9) pukul 22.00 WIB, korban WA mengatakan pamit serta minta maaf," kata Akhyar, Rabu (18/9).
Humas Universitas Ciputra Erlita Tantri menyebutkan SN dikenal sebagai pribadi yang baik dan tak pernah terlibat masalah selama hidupnya.
"Almarhumah (SN) dikenal sebagai pribadi yang baik tidak memiliki masalah akademik," ucap Erlita.

Universitas Kristen Petra

Kasus serupa terjadi di Universitas Kristen Petra atau Petra Christian University (PCU) Surabaya, Selasa (1/10).
Seorang mahasiswa jurusan Teknik Mesin berinisial R (23) ditemukan tewas oleh petugas kampus sekitar pukul 10.45 WIB di halaman gedung kampus.
Kapolsek Wonocolo Kompol M Soleh mengatakan berdasarkan rekaman CCTV, R tewas lantaran melompat dari lantai 12 gedung kampus.
"Kami sudah cek korban murni bunuh diri dari lantai 12, sudah cek CCTV juga dan belum kami temukan dugaan lainnya selain bunuh diri," ujarnya, Rabu (2/10).
Soleh juga mengatakan ditemukan KTP, dompet, serta ponsel yang rusak di badan korban.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap saksi dari keluarga hingga pihak kampus, polisi mengungkap pemicu R melakukan bunuh diri diduga karena mengalami gangguan psikologi depresi. Korban juga diketahui sempat ditangani oleh psikiater.
"Psikiater menyatakan memang ada depresi semenjak ditinggal kakeknya, itu di tahun 2021," kata Soleh, Sabtu (5/10), dikutip detikJatim.
Sebelumnya terdapat dugaan korban bunuh diri karena perundungan atau bullying, namun dibantah oleh Soleh.
"Tidak ada yang menyampaikan ada bullying, tapi kalau pernah ada penanganan psikiater itu ada memang, di tahun 2021," ucapnya.
Keterangan dari kakak tingkat R yang enggan disebut namanya juga mengungkapkan bahwa korban sempat menunjukkan gelagat aneh beberapa hari sebelum kejadian. Ia mengatakan bahwa R memang dikenal sebagai sosok yang pendiam di kelas.
Public Relation PCU Ajeng Dyah Puspitasari pun menyampaikan berbela sungkawa atas kejadian ini.
"Kami civitas akademika PCU sangat berduka cita atas kejadian ini," ujarnya, Selasa (1/10).

Universitas Tarumanegara

Belum lama ini, seorang mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar) berinisial E (18) juga diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 6 kampus, Jumat (4/10). Mahasiswi tersebut ditemukan tewas di pelataran gedung kampus di Grogol, Petamburan, Jakarta Barat.
Kapolsek Grogol Petamburan Kompol Reza Hafiz Gumilang mengaku masih mendalami motif kejadian.
"(Motif) masih didalami, pihak sekuriti dan keluarga sudah diperiksa. Keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai tindakan bunuh diri," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (7/10).
Penyelidikan lebih lanjut pun masih dilakukan untuk mengungkap motif korban, termasuk memeriksa barang-barang milik korban.
Polisi menemukan sebuah sajak berbahasa Mandarin dalam buku milik korban yang berkaitan dengan kehidupan, namun masih akan didalami kaitannya dengan kematian korban.
"Di buku korban tidak ada curhatan, ada sajak dalam bahasa Mandarin yang berisi tentang kehidupan," ujar Reza.
Hingga saat ini, polisi belum menemukan indikasi bullying atau perundungan yang diduga memicu kejadian ini.
Kepala Kantor Humas Untar Paula T Anggarina pun membantah dugaan tersebut lantaran korban adalah mahasiswa baru.
"Sejauh ini dari penyelidikan yang dilakukan di internal bahwa informasi terkait bullying itu tidak benar. Almarhum adalah mahasiswa baru atau baru semester satu," ucapnya ketika dihubungi.
Paula juga menambahkan bahwa korban sebelumnya melaksanakan kegiatan kuliah seperti biasa. Menurut keterangannya, kegiatan pengenalan kampus pun tidak ada yang mengarah ke tindakan bullying.
Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut dan telah memeriksa sejumlah saksi.
(arn/isn)
komentar
Jadi yg pertama suka