Ekonomi & Bisnis
Genjot Kapasitas Produksi, Bio Farma Bakal Bangun Pabrik Baru
CNN EKONOMI
| Nopember 2, 2024
8 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bio Farma (Persero) bakal membangun pabrik baru guna meningkatkan kapasitas produksi vaksin hingga lima kali lipat.
Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi mengungkap saat ini kapasitas produksi vaksin di Pasteur, Bandung, Jawa Barat hanya mampu mencapai 3,1 miliar dosis per tahun.
Kendati, menurut dia, pabrik tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk meningkatkan kapasitas dan keamanan masyarakat sekitar, terutama karena lokasinya yang berada di tengah Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pabrik) itu dibangun 130 tahun yang lalu di tengah hutan waktu itu. Sekarang itu sudah di tengah kota, sudah penuh banget dan memang dari public safety juga kurang bisa memenuhi," jelas Soleh dalam konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
"Sekarang sedang kita cari arahan dari Pak Menteri untuk mencari satu tempat yang memang kita siapkan juga untuk 50-100 tahun ke depan. Dengan seperti itu, kita punya fleksibilitas untuk menaikkan kapasitasnya bahkan sampai lima kali lipat," imbuhnya.
Saat ini, sudah terdapat tiga titik yang akan dipilih untuk menjadi lokasi pabrik baru perusahaan Holding BUMN Farmasi tersebut.
Pemilihan lokasinya sendiri tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Menurut Soleh, ada banyak faktor yang harus diperhatikan, termasuk analisis dampak lingkungan (AMDAL), ketersediaan air, energi hijau yang akan digunakan, dan lainnnya.
Pabrik baru tersebut juga bakal memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan sekitar delapan hingga 10 kali lipat.
"Air itu yang di Pasteur kita butuh 5 juta liter setahun untuk industri vaksin. Jadi nanti kita sedang dianalisis ketersediaan air, macam-macam lah yang sedang kita lakukan, energi hijau itu menjadi kunci," ujar dia.
Soleh mengklaim setidaknya 700 juta anak di seluruh dunia dari 153 negara menggunakan vaksin buatan Bio Farma. Maka itu, proses perkembangan produksi vaksin akan terus dilakukan.
"Makanya kami terus berusaha memperbaiki produk kami dan juga memastikan supply chain-nya itu terjamin. Misalkan di Pasteur, Bandung, itu dampaknya ke 153 negara. Keterlambatan di titik tersebut itu terlambatnya di 153 negara," jelasnya.
(del/agt)
komentar
Jadi yg pertama suka